BeritakanID.com - Aktivis dan pegiat media sosial, Nicho Silalahi membalas sindiran pedas kepada Komisaris Independen PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, Budiman Sudjatmiko.
Ia mengatakan bahwa wajar saja Badan Usahaha Milik Negara (BUMN) banyak merugi sebab memiliki komisaris seperti Budiman Sudjatmiko.
“Akhirnya kami paham kenapa minyak goreng menjadi mahal, wong komisaris PTPN model seperti si Budiman Sudjatmiko yang ga tau harus ngerjain apa selain ngebacot ga bermutu,” kata Budiman Sudjatmiko.
“Wajar saja kalau BUMN banyak merugi wong komisarisnya model begini,” sambungnya, sebagaimana dikutip melalui akun Twitter pribadinya, Senin, 18 April 2022.
Nicho Silalahi mengatakaan itu sebagai tangkapan terhadap sindiran Budiman Sudjatmiko terhadapnya yang menyindir pedas Presiden Jokowi (Joko Widodo) mengenai jalan tol berbayar.
Melalui akun Twitter pribadinya, Budiman Sudjatmiko membalas dengan menyinggung soal oposisi tak bermutu.
Pasalnya, ia menilai bahwa oposisi yang membanding-bandingkan Presiden Jokowi dengan kolonialisme Belanda merupakan oposisi yang kehilangan alasan moral dan relevansi.
“Saat oposisi pada Jokowi mulai membanding-bandingkannya dengan kolonialisme Belanda dan otoriterisme Orde Baru yang ‘lebih baik dan keren’, maka: 1. Oposisinya kehilangan alasan moral, 2. Oposisinya kehilangan relevansi,” kata Budiman Sudjatmiko.
“Demokrasi mundur juga bisa karena oposisinya tak bermutu,” sambungnya, sebagaimana dikutip pada Senin, 18 April 2022.
Baca Juga
Adapun sebelumnya, Nicho Silalahi menyindir Presiden Jokowi mengenai pembangunan jalan tol berbayar.
Ia membandingkan dengan Gubernur-Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels yang biadab namun membangun jalan tol gratis.
“Bangga bangun 1.900 KM Jalan Tol yang harus bayar baru boleh di gunakan rakyat, belum lagi minimal roda 4 bisa menggunakan, anda sehat pak?” kata Nicho Silalahi, Kamis, 15 April 2022.
“Di mana letak sila ke 5 dari Pancasila? Dendles yang begitu biadabnya justru membangun jalan 1.000 KM dan gratis dipakai rakyat loh pak,” sambungnya.
Dalam cuitan yang ditanggapi Nicho Silalahi, Presiden Jokowi menyinggung bahwa selama 40 tahun, Indonesia hanya mampu membangun 780 KM jalan tol.
Ia membandingkan bahwa dalam 7 tahun pemerintahannya, Indonesia membangun 1900 KM jalan tol.
“Maka, mulai tahun 2014 itu, pemerintah mendorong percepatan pembangunan jalan tol di Trans-Jawa, Trans-Sumatera, Kalimantan, sampai Sulawesi,” kata Jokowi.
“Berapa panjang jalan tol yang kita bangun 7 tahun terakhir? 1.900 km,” sambungnya sebagaiman dikutip dari akun Twitter pribadinya.
Sumber: terkini