BeritakanID.com - Kebijakan, keberpihakan, dan dukungan Anies Baswedan yang mempermudah warganya untuk menjalankan ibadah diapresiasi. Kepala daerah dan pemimpin secara umum diharapkan mencontoh apa yang sudah dilakukan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
“Mudah-mudahan tradisi seperti ini dilanjutkan oleh pemimpin lainnya. Tidak alergi dengan suasana keagamaan,” jelas pakar hukum tata negara, ujar Refly Harun, di kanal Youtube-nya, dikutip KBA News, Rabu, 27 Juli 2022.
Refly menyatakan itu terkait pengalamannya menghadiri acara grand launching Jakarta International Stadium (JIS), Minggu 24 Juli 2022 lalu. Selain dikumandangkan azan magrib di tengah acara berlangsung, juga akses dipermudah bagi warga yang ingin menjalankan ibadah.
“Bernegara dan beragama tidak boleh dikotomikan. Seolah-olah ini urusan agama urusan agama, urusan sepak bola urusan sepak bola. Kita harus hidup yang lengkap. Bahwa kehidupan dunia dan kehidupan akhirat itu betul-betul harus kita jaga keseimbangannya,” ungkapnya.
“Lagi-lagi ini bukan kaitannya dengan politik identitas atau apapun. Tapi ini menggerakkan ghiroh keagamaan. Kalau dimulai dari pemimpin, insya Allah masyarakat jauh lebih bergairah untuk hal-hal seperti ini,” imbuhnya.
Refly mengakui bahwa ibadah merupakan urusan pribadi masing-masing. Namun yang penting, negara memberikan fasilitas kepada warganya kalau ingin mengerjakannya.
Apalagi, waktu pertandingan sepak bola sering kali bersamaan dengan waktu magrib dan isya. Termasuk seperti pergelaran grand launching JIS pada Minggu lalu.
Acara yang dimulai pukul 16.30 WIB hingga pukul 20.00 WIB, ketika Refly meninggalkan stadion terbesar di Indonesia dan terbesar kelima di Asia tersebut, belum juga selesai.
Karena selain acara seremoni, grand launching ini juga diisi dengan penampilan sejumlah grup musik papan atas Tanah Air hingga pertandingan persahabatan antara Persija dan klub asal Thailand, Chonburi FC.
“Karena itu ada choise bagi masing-masing. Kalau mau shalat ada tempatnya, aksesnya mudah. Kalau mau jamak (shalat digabung), ya sesuai keyakinan masing-masing saja. Tapi yang paling penting aksesnya disediakan agar orang bisa menikmati suguhan datang ke stadion,” bebernya.
Refly sendiri merasakan kemudahan akses untuk beribadah di stadion dengan kapasitas 82 ribu penonton tersebut.
“Fortunately, akses untuk shalat juga gampang. Saya tidak tahu bagaimana kalau di (kursi) tribun. Tapi kalau di tempat saya, itu mudah sekali. Kebetulan (saya) kelasnya VIP. Jadi ke belakang, kemudian ambil wudhu dan shalat. Ada karpetnya,” ungkapnya.
![]() |
Refly Harun dan Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi saat menghadiri grand launching JIS. (Foto: Twitter @ismailfahmi) |
Walaupun, Refly tidak juga setuju kalau pertandingan atau acara grand launching tersebut serta merta dihentikan agar dilaksanakan shalat secara bersama-sama semua penonton, seperti disampaikan salah satu pendengarnya.
“Jangan juga terlalu berlebihan. Tidak mungkin juga kemudian acaranya berhenti lalu ada shalat bareng. Itu bukan lagi (pertandingan) sepak bola dan pembukaan. Itu sudah (acara) Idul Adha atau Idul Fitri,” tandasnya.
Meski demikian, ada satu catatan Refly kepada pengelola stadion stadion terbesar di Asia dan terbesar kedua di dunia setelah Stadion AT&T di Arlington, Texas, Amerika Serikat, dalam hal stadion yang memiliki sistem atap buka-tutup (retractable roof).
Yaitu, tidak ada sandal khusus bagi yang ingin shalat.
“Sayangnya satu saja. Karena orang datang pakai sepatu. Sayangnya belum disediakan sandal untuk shalat, kayak teklek. Mungkin jauh lebih baik lagi (kalau disediakan),” tandasnya.
Sumber: kba