BeritakanID.com - Dari tiga nama populer dalam sejumlah survei, hanya Anies Baswedan yang bukan orang partai politik. Berbeda dengan Prabowo Subianto dari Partai Gerindra maupun Ganjar Pranowo dari PDI-P.
“Namun sebagai figur independen, Anies Baswedan tetap punya peluang untuk mendapatkan tiket bakal Calon Presiden 2024 mendatang,” kata Selamat Ginting, pengamat politik dari FISIP Universitas Nasional (Unas) Jakarta, kepada KBA News, Rabu, 20 Juli 2022.
Menurut Selamat Ginting, potensi terjadinya koalisi Partai Nasdem (Nasional Demokrat), Partai Demokrat, dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera) cenderung bakal mengusung seorang capres. Calon kuat itu adalah Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
“PKS akan menjadi partai pertama yang kemungkinan bakal mengusung Anies, kemudian diikuti NasDem dan Demokrat,” kata Ketua Divisi Politik Pusat Studi Literasi Komunikasi Politik Unas ini.
Alasannya, beber Selamat Ginting, ingat saat konvensi NasDem baru-baru ini, Anies diusung oleh 32 provinsi, lebih banyak dibandingkan nama Ganjar maupun Erick Thohir. Belakangan nama Erick malah digantikan Andika Perkasa.
Selain itu, Anies merupakan deklarator ormas NasDem, embrio dari Partai NasDem. Jadi Anies dan NasDem punya sejarah kebersamaan.
Hasil survei juga membuat pemilih NasDem cenderung lebih menyukai Anies daripada menyukai Ganjar maupun Andika.
![]() |
Pengamat komunikasi politik dan militer Unas Jakarta, Selamat Ginting. (Foto: Dok. Pribadi) |
Tentu dengan catatan, karena Ganjar adalah kader PDI-P rival dari NasDem untuk Pemilu 2024 mendatang. Sedangkan Andika belum terkoneksi cukup baik dengan NasDem. Andika lebih dekat dengan PKP (Partai Keadilan dan Persatuan) yang pernah dipimpin Jenderal TNI (Purn) Hendropriyono dan Diaz Hendropriyono.
Sementara itu, bagi konstituen PKS, kata Selamat Ginting yang juga mantan wartawan bidang politik dan hankam (pertahanan keamanan), ada tiga alasan. Pertama, Anies dianggap sebagai representasi pilihan konstituen PKS.
Kedua, Anies juga dianggap sebagai perwakilan kubu Islam politik seperti pada Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu.
Ketiga, Anies dipersepsikan sebagai tokoh yang berseberangan dengan pemerintahan Jokowi atau antitesa dari Jokowi. Sebagai partai yang dianggap oposisi, maka PKS sepertinya tidak punya calon selain Anies Baswedan.
Begitu juga dengan Demokrat. Pertama, partai ini juga direpresentasikan sebagai partai oposisi terhadap pemerintahan Jokowi.
Kedua, Partai Demokrat ini akan cenderung memilih Anies Baswedan sebagai bakal capres dan akan diduetkan dengan AHY. Itu poinnya mengapa Demokrat akan memilih Anies. Pasangan ini berpotensi kuat untuk ikut dalam kontestasi.
Ketiga, tentu saja koalisi PKS dan Demokrat belum cukup suaranya untuk ikut pilpres. Keduanya mesti berkoalisi dengan NasDem yang membawa gerbong ini dalam satu koalisi. Karena itu pula PKS tidak akan keberatan untuk mengusung pasangan Anies dan AHY.
“NasDem dan PKS dukung Anies dan Demokrat turut mendukung dengan catatan AHY sebagai bakal calon wakil presiden dari koalisi Nasdem-PKS-Demokrat,” demikian Selamat Ginting.
Sumber: kba