BeritakanID.com - Pengamat politik Hendri Satrio memprediksi jika Anies Baswedan maju sebagai calon presiden potensial memenangi Pilpres 2024 dengan angka mirip-mirip seperti kemenangan pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
“Kalau misalnya Anies dapat tiket, lolos ke putaran dua, head to head sama siapa pun calon presidennya, dia akan (berpeluang besar) menang mirip-mirip angkanya seperti kemenangan dia di Jakarta, 57 persen,” katanya saat berbincang dengan Refly Harun di kanal YouTube @Refly Harun ‘Mengukur Kemungkinan Anies di Pilpres 2024’ dikutip KBA News, Kamis, 28 Juli 2022.
Pria yang akrab disapa Hensat itu menambahkan, Anies Baswedan harus dapat tiket dulu untuk maju sebagai calon presiden. Untuk mendapatkan tiket maju tersebut, kata Hensat, ada dua hal.
“Dia harus dapat tiket dulu. Caranya dapat tiket bagaimana? Syaratnya cuma dua. Pemilik partai/ketua umum partai/elite politik mencalonkan atau dorongan dari masyarakat,” tandasnya.
Pengamat hukum tata negara Refly Harun pun turut menambahkan apa yang dikatakan Hensat, untuk sementara dua-duanya Anies punya.
“Dorongan masyarakat ada, elite partai minimal Surya Paloh. PKS juga mungkin, cuma PKS sama Surya Paloh ndak cukup,” kata Refly.
Hensat lantas melempar pertanyaan kepada Refly. “Mungkin ndak, nanti Surya Paloh pilih Anies atau Ganjar sebagai calon presiden?,” tanya Hensat.
“Saya melihat Surya Paloh ini melakukan pendekatan politik toleh kanan toleh kiri dalam pengertian mana yang peluangnya paling besar. Karena dia posisinya agak di tengah sekarang,” kata Refly.
Dia menuturkan, Surya Paloh dari sisi kedekatan psikologis atau chemistry mungkin sama Anies. Karena Surya Paloh sama Anies jauh lebih punya history.
Refly juga menyebut tidak pernah lihat Ganjar Pranowo ketemu Surya Paloh. “Pertanyaannya kenapa Ganjar kemudian ada di situ (disebut dalam tiga nama bakal capres usulan NasDem saat rakernas)?” kata Refly.
“Ya tadi, menjaga toleh kiri. Kita kan juga menghitung dia pemilik usaha, politisi, pemilik media,” sambungnya.
Lebih lanjut dikatakan Refly, hubungan personal Surya Paloh dengan Megawati sedang tidak bagus. Kalau PDI-P nimbrung, maka Surya Paloh, demikian imbuh Refly, mungkin tidak mau karena tidak jadi king maker.
Bagi Hensat, Surya Paloh punya sejarah untuk membuat kejutan-kejutan. Tetapi menurut Refly, Surya Paloh juga berani untuk menjadi frontliner (garda terdepan) apa-apa, sebagaimana pada pilpres-pilpres sebelumnya maupun pilgub di beberapa daerah.
Sumber: kba