Budiman PDIP Bilang DN Aidit Keturunan Arab, Fadli Zon Beri Bantahan Begini

Budiman PDIP Bilang DN Aidit Keturunan Arab, Fadli Zon Beri Bantahan Begini

BeritakanID.com - Anggota DPR RI fadli zon membantah pernyataan politikus PDI-Perjuangan, Budiman Sudjatmiko yang menyebut pimpinan Partai Komunis Indonesia atau PKI, Ahmad DN Aidit adalah Keturunan Arab.

"Tidak benar sama sekali, apalagi sumbernya dr tokoh PKI Sidik Kertapati. @budimandjatmiko," tulis fadli zon di Tweitternya, Sabtu 20 Agustus 2022.

Sebelumnya, pernyataan Budiman bahwa DN Aidit adalah warga Keturunan Arab disampaikan melalui akun Twitter-nya, @budimandjatmiko.

Budiman menyampaikan itu guna menanggapi salah satu cuitan warga net @Ekowboy2 yang membawa-bawa peran Arab dalam kemerdekaan RI.

"Dar ipada Ekowboy2 bicara yg tak sesuai fakta bahwa orang Arab lah yg punya rumah proklamasi, kenapa dia gak angkat fakta bahwa ada pemuda turunan Arab ikut menculik Bung Karno & Bung Hatta u/ mendesak proklamasi? Nama Pemuda turunan Arab itu..Ahmad (DN) Aidit," tulis Budiman.

Adapun bukan kali ini saja narasi Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit merupakan Keturunan Arab. Narasi ini sudah lama beredar.

Hoaks ini beredar lantaran nama Aidit mirip dengan marga Al-Aidid yang merupakan marga para habaib Keturunan Arab.

Narasi ini telah dibantahkan oleh DPP Rabithah Alawiyah beserta Maktab Daimi sebagai lembaga resmi pencatatan nasab Alawiyin pada tahun 2017 silam.

"Bersama surat ini DPP Rabithah Alawiyah beserta Maktab Daimi sebagai lembaga resmi pencatatan nasab Alawiyin menyatakan bahwa DPP Rabithah Alawiyah maupun Maktab Daimi tidak pernah mengeluarkan kisah tentang gembong PKI yang bernama DN. Aidit dan menyatakan pula bahwa kisah tersebut tidak benar dan bahwa Aidit tersebut tidak ada hubungan sama sekali dengan keluarga Al-Aidid, dan hanya kemiripan nama semata. Sekian," demikian bantahan dari DPP Rabithah Alawiyah.

Dilansir dari Republika.co.id, Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Zen Umar Smith membantah DN Aidit bukanlah anak cucu Alawiyyin atau Keturunan Arab.

Menurutnya, hal itu perlu ditegaskan, karena menyangkut marga Aidid dan salah satu dalang pemberontakan G30S PKI.

Nama baik Marga Al-Aidid yang tersohor dan diabadikan dalam kamus-kamus ensiklopedia, kata dia, tercoreng oleh gembong PKI.
Bahkan menurutnya, nama DN Aidit itu, dianggap akan menjelekkan nama baik semua marga Alawiyyin pada umumnya.

Bahkan, Habib Zen menyatakan bisa berdampak pada nama baik Sayyidina Husain RA sebagai anak cucu Nabi Muhammad SAW.

‘’D.N Aidit bukanlah anak cucu Alawiyyin, karena silsilah nasabnya tidak ditemukan dalam kitab pegangan yang dijadikan pedoman lembaga nasab yang ada di Indonesia,’’ ujar dia dalam keterangan resmi.

Dia menjelaskan, berdasarkan penuturan atau fatwa dari para sesepuh Alawiyyin, nasab itu dimulai saat hijrah pedagang Arab dari marga Al-Aidid ke Kota Pelembang.

Hal itu, menurutnya juga dikuatkan sumber-sumber dari media cetak yang terbit dalam kurun waktu 1960.

‘’Pedagang itu menikah dengan seorang janda penduduk setempat yang telah mempunyai seorang anak bernama Nuh,’’ katanya.

Nuh, sambung dia, menjadi anak angkat dari saudagar Arab tersebut dan menganggap dirinya sebagai keturunan marga Al-Aidid. Namun, karena adanya cara penulisan Aidid dari waktu ke waktu, maka nama Aidid dia sebut berubah menjadi Aidit oleh bahasa setempat.

"Jelasnya huruf D pada akhir kata Aidid diganti dengan huruf T, sehingga namanya menjadi Nuh Aidit. Setelah Nuh Aidit dewasa dia menikah, dan dari pernikahannya lahirlah seorang anak laki-laki yang bernama ‘Jakfar’," ungkap dia.

Lanjut Zen, setelah Nuh dan istrinya meninggal dunia, Jakfar bin Nuh dibawa ke Jakarta dan diasuh keluarga pamannya (adik ibu). Jauh setelah itu, tepatnya ketika Jakfar bin Nuh dewasa, dia terpengaruh ajaran-ajaran komunis, sehingga menjadikannya bagian dari anggota Partai Komunis Indonesia.

“Selanjutnya dia mengganti namanya dengan Dipa Nusantara Aidit yang kelak merupakan Gembong Komunis di Indonesia," tuturnya.

Sumber: fajar

TUTUP
TUTUP