Deolipa Yumara Singgung LGBT di Kasus Ferdy Sambo, Bisa Hancurkan Satu Negara

Deolipa Yumara Singgung LGBT di Kasus Ferdy Sambo, Bisa Hancurkan Satu Negara

BeritakanID.com - Mantan kuasa hukuam Bharada Eliezer atau Bharada E, Deolipa Yumara mengungkit isu lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) dalam kasus Ferdy Sambo.

Isu LGBT di kasus Ferdy Sambo sempat muncul sesaat. Isu itu kembali diperbincangkan setelah diungkit oleh Deolipa Yumara.

Deolipa Yumara menyinggung isu LGBT di kasus Ferdy Sambo di Polres Jakarta Selatan pada Selasa malam, 16 Agustus 2022.

Deolipa datang ke Polres Jakarta Selatan untuk melaporkan pengacara baru Bharada E, Ronny Talapessy.

Deolipa melaporkan Ronny dengan Pasal 26 ayat 3 tentang Pencemaran Nama Baik dengan nomor laporan polisi B/1950/VIII/2022/SPKT Polres Metro Jakarta Selatan/Polda Metro Jaya.

Saat memberikan keterangan kepada awak media, Deolipa mengungkit LGBT.

“Jadi saya ini termasuk anak kandung negara. Tapi oleh negara dipecat gara-gara Bharada E. Kacau juga nih Bharada E, mantan pacar saya nih,” kata Deolipa.

Candaan Deolipa itu menarik perhatian awak media. Candaan Deolipa mengandung sindirian yang cukup menohok.

“Tapi ya susah juga, pacaran ini karena pacaran rohani karena cinta Tuhan,” kata Deolipa.

Ia menyindir seorang yang suka pada lawan jenis sekaligus terarik kepada sesama jenis.

“Tapi ada pacar, pacar cowok iya, pacar cewek juga iya. Itu namanya biseksual,” sindir Deolipa.
Ditanya siapa orang yang dia sindir, Deolipa enggan menjawab. Ia tak bersedia menyebutkan identitas orang yang dia sindir.

“Ya kan saya cuma cerita. Ada pacar, punya pacar cewek, tapi pacaran sama cowok juga,” katanya.

Menurut Deolipa, kasus LGBT bisa terjadi di mana saja, tak terkecuali di institusi Polri.

“Karena biseksual ini bisa terjadi di polisi juga. Kalau cowok ngakunya suka sama ccewek, padahal sama cowok juga suka,” imbuhnya.

Ia menyebut sangat berbhaya jika ada pucuk pimpinan adalah seorang LGBT karena bisa merusak nama baik isntitusi.

“Paling kejam itu biseksual, apalagi secara psikologis ketika menjabat paling atas, misalnya pangkat paling atas, pucuk pimpinan, berbahaya, bisa menghancurkan satu negara,” tandas Deolipa.

Ucapan Deolipa seolah mengamini pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang menyebut motif pembunuhan Brigadir Joshua Hutabarat yang diotaki Ferdy Sambo tidak diungkap ke publik karena sensitif.

Menurut Mahfud, motif pembunuhan Brigadir Joshua hanya boleh didengar oleh orang dewasa.

“Cerita-cerita laporan pemeriksaan itu yang mengerikan. Mengerikan campur menjijikkan juga. Makanya saya bilang sensitif,” ucap Mahfud MD saat menjadi tamu podcast Deddy Corbuzier.

Mahfud menjelaskan secara rinci motif mengerikan campur menjijikkan. Namun Mahfud menegaskan tidak ada pelecehan terhadap Putri Candrawati, istri Ferdy Sambo.

Sumber: pojoksatu

TUTUP
TUTUP