BeritakanID.com - Pengamat politik dari Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio mengatakan relawan atau pendukung Anies Baswedan harus bersuara lantang. Hal itu katanya perlu dilakukan agar Gubernur DKI Jakarta segera mendapat kepercayaan dari pemilik parpol dan mendapat tiket Capres 2024.
Hendri menilai elektabilitas Anies menurut survei KedaiKOPI sudah melewati angka 20 persen. Menurut dia, hal ini bagus dan bisa ditingkatkan. “Sebetulnya agar Anies Baswedan segera mendapat tiket Capres perannya bukan di Pundak Surya Paloh atau Jusuf Kalla (JK),” ujar Hendri kepada KBA News, Kamis 18 Agustus 2022.
Selama menjabat sebagai orang nomor satu di ibu kota, Anies sudah banyak meraih prestasi. Hendri melihat peran terpenting saat ini adalah terus menyuarakan hal tersebut. “Saat ini relawan harus speak up, bersuara. Agar ketahuan publik dan partai politik bahwa pendukung Anies banyak dan teridentifikasi banyak,” ujar dia.
“Surya Paloh tinggal kasih tiket.”
Hendri memprediksi jika Anies Baswedan maju sebagai calon presiden potensial memenangi Pilpres 2024 dengan angka mirip-mirip seperti kemenangan pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
“Kalau misalnya Anies dapat tiket, lolos ke putaran dua, head to head sama siapa pun calon presidennya, dia akan (berpeluang besar) menang mirip-mirip angkanya seperti kemenangan dia di Jakarta, 57 persen,” katanya saat berbincang dengan Refly Harun di kanal YouTube @Refly Harun ‘Mengukur Kemungkinan Anies di Pilpres 2024’ dikutip KBA News, Kamis, 28 Juli 2022.
Pria yang akrab disapa Hensat itu menambahkan, Anies Baswedan harus dapat tiket dulu untuk maju sebagai calon presiden. Untuk mendapatkan tiket maju tersebut, kata Hensat, ada dua hal.
“Dia harus dapat tiket dulu. Caranya dapat tiket bagaimana? Syaratnya cuma dua. Pemilik partai/ketua umum partai/elite politik mencalonkan atau dorongan dari masyarakat,” tandasnya.
Pengamat hukum tata negara Refly Harun pun turut menambahkan apa yang dikatakan Hensat, untuk sementara dua-duanya Anies punya.
Baca Juga
- Viral Gus Miftah Berkata Kasar ke Penjual Es Teh saat Pengajian, Padahal "Digaji Rakyat" Rp18 Juta per Bulan
- Aipda Robig Tembak Siswa SMK, Kronologi Versi Kapolres dan Propam Berbeda di RDP dengan Komisi III DPR
- Ketahuan Bohong, Aipda Robig Tembak Mati Siswa SMK Bukan karena Tawuran tapi Kesal Dipepet
“Dorongan masyarakat ada, elite partai minimal Surya Paloh. PKS juga mungkin, cuma PKS sama Surya Paloh ndak cukup,” kata Refly.
Hensat lantas melempar pertanyaan kepada Refly. “Mungkin ndak, nanti Surya Paloh pilih Anies atau Ganjar sebagai calon presiden?,” tanya Hensat.
“Saya melihat Surya Paloh ini melakukan pendekatan politik toleh kanan toleh kiri dalam pengertian mana yang peluangnya paling besar. Karena dia posisinya agak di tengah sekarang,” kata Refly.
Dia menuturkan, Surya Paloh dari sisi kedekatan psikologis atau chemistry mungkin sama Anies. Karena Surya Paloh sama Anies jauh lebih punya history.
Refly juga menyebut tidak pernah lihat Ganjar Pranowo ketemu Surya Paloh. “Pertanyaannya kenapa Ganjar kemudian ada di situ (disebut dalam tiga nama bakal capres usulan NasDem saat rakernas)?” kata Refly.
“Ya tadi, menjaga toleh kiri. Kita kan juga menghitung dia pemilik usaha, politisi, pemilik media,” sambungnya.
Lebih lanjut dikatakan Refly, hubungan personal Surya Paloh dengan Megawati sedang tidak bagus. Kalau PDI-P nimbrung, maka Surya Paloh, demikian imbuh Refly, mungkin tidak mau karena tidak jadi king maker.
Bagi Hensat, Surya Paloh punya sejarah untuk membuat kejutan-kejutan. Tetapi menurut Refly, Surya Paloh juga berani untuk menjadi frontliner (garda terdepan) apa-apa, sebagaimana pada pilpres-pilpres sebelumnya maupun pilgub di beberapa daerah.
Sumber: kba