Surya Tjandra: Tak Ada Kebijakan Anies yang Diskriminatif

Surya Tjandra: Tak Ada Kebijakan Anies yang Diskriminatif

BeritakanID.com - Kemenangan Anies Baswedan pada Pemilihan Gubernur 2017 lalu mengundang kekhawatiran sebagian kalangan. Di antaranya, Anies dicurigai bakal membuat berbagai kebijakan yang diskriminatif untuk kelompok minoritas. Dalam perjalanan waktu, kecemasan tersebut ternyata tidak terbukti.

Demikian pengakuan politikus PSI, Surya Tjandra, yang disampaikan dalam podcast Pangeran Siahaan di Channel Youtube Asumsi dengan topik, “Pangeran: Kader PSI Mantan Wamen, Kok Dukung Anies?” dikutip KBA News, Rabu, 10 Agustus 2022.

“Dulu kan sebagian teman, mungkin termasuk saya sendiri awal-awalnya dulu, ‘Jangan-jangan panas nih (Anies) bisa ngacak-ngacak Jakarta nih. Tapi setelah jadi gubernur, apakah ada tindakan diskriminatif dilakukan oleh Pak Anies terhadap orang Tionghoa kayak saya, terhadap orang Kristen seperti saya? Saya enggak nemu ya,” jelasnya.

Tidak hanya itu, masih lanjut mantan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang yang juga Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional ini, anggapan program-program pembangunan yang telah dicanangkan dan kerjakan oleh Jokowi-Ahok sebelumnya akan ditelantarkan atau dirusak oleh Anies, juga tidak terbukti. Malah Anies melanjutkan bahkan membuat berbagai inovasi menjadi lebih baik.
“Dilengkapi malah. Ada tambahan yang lebih populis. Dulu ada kontrak politik Jokowi dengan masyarakat yang berkonflik di Jakarta. Ada Kampung Akuarium tuh di Jakarta Utara. Sekarang sudah selesai. Jadi memang yang dulu disepakati antara yang terpilih Pak Jokowi-Ahok, dan Pak Anies itu, ada kesinambungan dan dikembangkan,” ucapnya.

Belum lagi keberadaan JakLingko, sistem pembayaran terintegrasi antarmoda di DKI Jakarta. Dan yang terbaru, tarif integrasi untuk moda transportasi TransJakarta, MRT Jakarta dan LRT Jakarta, dengan tarif maksimal Rp 10 ribu untuk perjalanan maksimal 3 jam, yang akan berlaku bulan ini, sangat membantu masyarakat.

“Kita enggak tahu, mungkin saya atau kita-kita yang biasa bawa mobil sendiri, gitu ya enggak berasa. Tapi masyarakat melihat (merasakan) itu,” pungkasnya.

Sumber: kba

TUTUP
TUTUP