BeritakanID.com - Aktivis Pusat Kajian Manajemen Strategik, Hidayat Tri Sutardjo menilai, politik identitas yang disematkan pada Anies Baswedan adalah salah satu senjata untuk menjatuhkan gubernur DKI Jakarta tersebut.
Ia memandang, sosok Anies Baswedan bukanlah seperti yang dituduhkan. Bahkan sangat jauh. Menurutnya, hal tersebut bisa dinilai dari apa yang sudah dikerjakan oleh Anies di Ibu Kota selama lima tahun menjadi kepala daerah.
“Jadi menurut saya, itu bagian dari upaya-upaya untuk menjatuhkan Pak Anies saja. Jadi tujuan-tujuannya tidak mendasar dan tanpa didasari oleh adanya fakta dan data yang akurat,” katanya kepada KBA News, Minggu, 25 September 2022.
Pria asal Malang tersebut menjelaskan, sebenarnya tak ada yang salah dari sebuah identitas. Selama hal itu tak menyalahi aturan yang ada dalam politik. Misalnya, kata dia, semua partai politik di Indonesia memiliki identitas masing-masing.
“Semua politik itu beridentitas. Jadi misalnya, identitas Pancasila, Pancasila itu identitas bukan? Nah, kemudian misalnya nasionalis itu identitas bukan? Berikutnya, kalau misalnya Pak Anies dikatakan sebagai bapak politik identitas, identitas apa? Kan gak jelas itu,” ujarnya.
Lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu memandang, memang ada berbagai cara menjatuhkan Anies Baswedan. Itu karena, mantan Rektor Universitas Paramadina itu adalah sosok yang begitu baik dan bagus saat menjadi gubernur DKI Jakarta.
Selain itu, lanjut dia, Anies Baswedan juga adalah orang berpotensi menjadi Presiden Indonesia. Itu jika dilihat dari beberapa survei elektabilitasnya yang terus moncer. “Dari berbagai survei itu kan Pak Anies menunjukkan angka yang lumayan bagus dibanding dengan yang lainnya,” ujarnya.
Sebelumnya, soal politik identitas yang disematkan pada Anies juga sudah dibantah oleh beberapa tokoh. Salah satu oleh Direktur Jamaica Muslim Center, Imam Shamsi Ali.
Menurutnya, ia sangat kenal dengan gubernur DKI Jakarta itu. Kata dia, tuduhan tersebut adalah tak mendasar.
“Anies Baswedan saya kenal dari dulu sangat pintar, berwawasan luas dan menguasai permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. Tapi lebih dari itu beliau taat agama namun santun dan berintegritas,” katanya kepada KBA News.
Shamsi Ali menyampaikan, sejak terjun di dunia politik praktis memang terlalu banyak upaya untuk merusak citra mantan Rektor Universitas itu.
Satu di antaranya adalah yakni bahwa Anies Baswedan mengusung politik identitas. Padahal, lanjut dia, jika saja mereka yang menuduh itu sadar, atau berani mencari fakta di Jakarta, betapa Anies diakui oleh semua kelompok non Muslim sebagai pemimpin yang merangkul semuanya.
“Bukan dengan kata dan retorika, tapi dengan kerja dan kebijakan. Jejak media itu sangat banyak,” jelasnya lagi.
Tokoh kelahiran 5 Oktober 1967, Bulukumba, Sulawesi Selatan itu juga menyampaikan, perihal politik identitas pun sesungguhnya adalah suatu yang tidak jelas.
“Apakah jika orang Jawa maju jadi Capres lalu didukung oleh mayoritas orang-orang Jawa itu politik identitas? Selama ini Capres non Jawa masih belum bisa menang karena belum bisa diterima oleh mayoritas bangsa (Jawa). Apakah ini politik identitas? Lalu Kenapa kalau ada seorang Muslim yang maju lalu didukung oleh mayoritas Muslim dituduh sebagai politik identitas?” ujarnya.
Sumber: kba
