BeritakanID.com - Selama lima tahun Anies Baswedan memimpin Jakarta, warga Ibu Kota merasakan lompatan kemajuan di berbagai bidang. Level Jakarta saat ini pun sudah sejajar dengan kota-kota global di dunia.
Ini karena selain sudah memiliki berbagai infrastruktur kelas dunia, paradigma pembangunan di Jakarta sudah berketahanan iklim dan berkelanjutan.
“Selain itu, selama lima tahun terakhir ini sudah terbangun political will atau komitmen kepemimpinan, keberpihakan anggaran, insentif finansial, kualitas SDM, dukungan program, ekosistem inovasi dan digital serta kebijakan rekam jejak hingga komitmen percepatan nol emisi karbon,” jelas anggota DPD RI Fahira Idris dalam keterangannya, Jumat, 2 September 2022.
Kemajuan Jakarta ini juga tidak lepas dari perubahan paradigma yang dicanangkan oleh Gubernur Anies. Di masa Anies, Pemprov bukan sekadar administrator, pemberi layanan, tetapi juga sebagai kolaborator yang bekerja sama dengan warga yang berperan sebagai co-creator.
“Di Jakarta saat ini warga berperan sebagai kreator dan Pemprov berperan sebagai kolaborator. Beberapa contoh nyata paradigma pembangunan di Jakarta bisa dilihat dari apa yang telah dilakukan Pak Anies di Kampung Akuarium, Bukit Duri, menghentikan Reklamasi dan lainnya,” tukas Fahira.
Karena itu, Fahira menegaskan, penjabat Gubernur DKI Jakarta yang akan menggantikan Anies Baswedan yang akan berakhir masa jabatannya 16 Oktober mendatang, harus mampu melanjutkan lompatan kemajuan yang telah dirasakan warga Jakarta selama lima tahun terakhir ini.
“Oleh karena itu, siapapun nanti yang menggantikan Pak Anies harus mampu melanjutkan kemajuan itu. Sebagai kota yang sudah sejajar dengan kota global lain di dunia, Jakarta pasca Anies Baswedan harus dipimpin oleh sosok yang mempunyai kemampuan dan wawasan global juga. Karena jika tidak, lompatan kemajuan yang telah terjadi di Jakarta tidak akan bersemai,” paparnya.
Selain itu pula, pengganti Anies nanti juga haruslah sosok yang paham paradigma pembangunan di Jakarta selama ini yang menjadikan warga sebagai titik sentral pembangunan.
“Ini harus menjadi perhatian Pemerintah sebagai pemilik kuasa penentu Penjabat Gubernur DKI Jakarta,” ungkap Fahira.
Agar kemajuan pembangunan di Jakarta tidak berjeda setelah Gubernur Anies selesai masa jabatannya, Fahira memandang, yang paling tepat menjadi Penjabat Gubernur DKI Jakarta adalah sosok yang terbiasa menjalani roda pemerintahan dan paham arah pembangunan daerah, serta sudah terbiasa berinteraksi dan berkomunikasi dengan DPRD dan berbagai lapisan tokoh masyarakat yang ada di Jakarta.
Dalam Rapat Kerja dengan Komisi II DPR RI pada Rabu, 31 Agustus 2022 lalu, Mendagri Tito Karnavian mengungkap bakal ada enam nama calon Penjabat Gubernur DKI Jakarta yang diajukan ke Presiden untuk menggantikan Anies Baswedan.
Pemilihan Gubernur DKI Jakarta sendiri baru akan digelar pada tahun 2024 mendatang.
Sumber: kba
