Pernyataan ‘Anies Siap Maju’ di Reuters telah Bergema di Internasional

Pernyataan ‘Anies Siap Maju’ di Reuters telah Bergema di Internasional

BeritakanID.com - Pekan lalu, 15 September 2022, Gubernur Anies Baswedan datang ke Singapura memenuhi undangan dalam rangka menerima award dari Negeri Singa itu.

Yang terpenting dari event kehadiran Anies di Singapura bukan penerimaan award itu.  Anies sudah menerima puluhan penghargaan dari dalam dan luar negeri, baik sebagai pribadi maupun sebagai gubernur. Tetapi adalah wawancaranya dengan kantor berita internasional, Reuters, yang menjadi momen baru.

Setelah kehadirannya –tokoh pertama dari Indonesia—memenuhi  undangan the Chattam House, lembaga kerajaan sangat bergengsi yang biasanya mengundang pembicara di tingkat kepala negara atau pemerintahan dan tokoh-tokoh dunia menonjol. Kini Anies sudah masuk dan diperhitungkan internasional.

Karena itu pula wawancara Anies dengan Reuters menjadi sinyal bahwa luar negeri kini mulai memerhatikan sepak-terjang Anies, terutama sebagai calon presiden paling potensial sekarang ini. Juga. Media ‘Omong-omong Indonesia’ mengadakan wawancara dan menurunkan artikel yang sangat Panjang, menggali apa dan siapa Anies Baswedan.

Apa yang menarik dari wawancara dengan Reuters?

Kantor berita internasional itu memulai artikelnya dengan kalimat: “Gubernur populer ibukota Indonesia Jakarta pada hari Kamis mengatakan dia “siap” untuk mencalonkan diri sebagai presiden negara demokrasi terbesar ketiga di dunia pada tahun 2024, meskipun belum mendapatkan dukungan dari partai politik mana pun.”

Dengan masa jabatan lima tahunnya sebagai gubernur yang akan berakhir bulan depan, Anies Baswedan, 53, telah muncul dalam jajak pendapat independen sebagai salah satu tokoh teratas yang diperkirakan akan bertarung dalam pemilihan presiden pada Februari 2024, simpul Reuters.

“Saya siap mencalonkan diri sebagai presiden jika sebuah partai mencalonkan saya,” katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara di Singapura, menambahkan bahwa tidak menjadi anggota partai memungkinkan dia “ruang untuk berkomunikasi dengan semua faksi”, pernyataan yang juga dikutip berbagai media internasional dan nasional.

Reuters melanjutkan laporannya: “Survei yang tidak pernah kami pesan melaporkan hasil survei mereka, bahkan sebelum saya berkampanye, saya pikir mereka memberi saya lebih banyak kredibilitas,” kata Anies, mantan menteri pendidikan dan rektor Universitas Paramadina.

“Kandidat potensial populer lainnya termasuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang mencalonkan diri dua kali sebelumnya, tetapi tidak berhasil, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, seorang politisi yang sedang naik daun di partai yang berkuasa. Petahana Joko Widodo telah mencapai batas dua masa jabatannya dan tidak dapat mencalonkan diri lagi,” tulis Reuters.

“Analis mengatakan Anies kemungkinan akan menjadi yang terdepan mengingat popularitasnya di salah satu kota terbesar di Asia Tenggara, posisi yang sering dianggap sebagai batu loncatan menuju kursi kepresidenan. Widodo adalah gubernur kota selama dua tahun sebelum memenangkan jabatan puncak pada tahun 2014.”

Tetapi Anies juga menerima kritik yang tidak terverifikasi di awal, atas dugaan bagaimana ia naik ke tampuk kekuasaan di Jakarta pada tahun 2017, dibantu oleh kelompok-kelompok Islam garis keras yang telah melakukan agitasi selama berbulan-bulan terhadap lawannya dan mantan gubernur Basuki Tjahaja Purnama—seorang Kristen etnis Tionghoa—yang kemudian dipenjara karena menghina Islam.
“Pada saat itu, Anies, yang menganut Islam moderat, terlihat tidak berbuat banyak untuk memperbaiki keretakan agama dan komunal yang melebar di negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia itu.”

Namun dia mengatakan kebijakannya sebagai gubernur telah “mempersatukan rakyat Jakarta”.

“Dulu, orang berasumsi tentang saya dan apa yang saya perjuangkan dan apa yang akan saya lakukan di kantor. Sekarang, saya telah menjabat selama lima tahun, jadi nilailah saya berdasarkan kenyataan dan rekam jejak,” jelas Anies menutup wawancaranya dengan Reuters.

Bulan Oktober, kurang dari waktu sebulan dari sekarang, Anies akan pensiun sebagai gubernur.  Dia akan mengawali hari-harinya dengan kesibukan baru, memenuhi ratusan undangan yang menantikan dia untuk berdialog, berdiskusi atau sekadar menemui sekitar 300 titik-titik pusat relawannya yang kini berjumlah belasan ribu dengan jutaan pengagumnya.

Peristiwa terbongkarnya jaringan 303 dipimpin Ferdy Sambo dengan fiasco pada institusi-institusi penegak hukum telah membongkar borok-borok yang ternyata sangat powerfull untuk menjegal Anies, calon yang tidak disukai oleh pemegang kekuasaan kini di Indonesia.

Apakah pembunuhan Brigadir Josua Hutabarat oleh bosnya, Irjen Ferdy Sambo, ini menjadi ‘blessing in disguise’ akan mempermudah pengembaraan Anies menapaki jalan menjadi pemimpin nomor 1 di Republik ini?

Yang pasti, seperti pengakuan sendiri oleh Anies, dia bertekad memenuhi janjinya kepada sang kakek, pahlawan nasional dan salah satu pendiri negara, AR Baswedan, bahwa dia memilih jalan terjal berliku-liku seperti telah ditempuh oleh sang kakek, demi membela bangsa dan tanah arinya.

Apakah runtuhnya konsorsium 303 sebagai dampak dari tekad Kapolri untuk membongkar mafia dan sindikat jahat yang tak lain berasal dari institusi penegakan hukum utama yang dipimpinnya akan mempermudah perjalanan karir Anies menuju Istana?

Yang pasti, bagi dunia internasional yang mengharapkan kembalinya peran aktif internasional Indonesia di panggung global dan menjadi partner dalam pemecahan masalah-masalah global wawancara Reuters telah menjadi magnet tambahan dan setidaknya ASEAN akan hadirnya pemimpin natural berbicara atas nama ASEAN.

Wawancara itu juga memberikan sinyal bahwa Anies juga akan banyak menerima undangan atau menerima kunjungan dari media asing dan lembaga-lembaga internasional, di tengah-tengah padatnya agenda Anies di dalam negeri. 

Sumber: kba

TUTUP
TUTUP