BeritakanID.com - Ribuan warga Jakarta yang hadir dalam penyambutan purnatugas Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Minggu, 16 Oktober 2022 lalu, menunjukkan masyarakat menilai kepemimpinannya selama ini baik.
Masyarakat merasakan dampak positif dari berbagai kebijakan yang diambil Anies sepanjang lima tahun ini.
“Itu menunjukkan Pak Anies itu telah memberikan kepemimpinan yang baik dan berbeda dari sebelum-sebelumnya. Memang selama ini DKI dipimpin tokoh-tokoh yang baik, tapi di berbagai sisi, Pak Anies telah membuktikan hal yang lebih baik,” jelas Ketua Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Pematang Siantar, Pdt. Dr. Zahara Sitinjak kepada KBA News, Kamis, 20 Oktober 2022.
Pendeta Zahara, yang mengikuti perkembangan Jakarta selama ini, menilai salah satu dari kebijakan Anies adalah membangun kesetaraan bagi semua warga. Anies tidak membeda-bedakan latar belakang suku, agama. Semua diperlakukan sama.
“Termasuk memberikan izin pembangunan gereja setelah menunggu 40 tahun. Itu terbukti Bang Anies membuatnya,” papar dosen di sejumlah Sekolah Tinggi Teologi (STT) ini.
Karena itu dia heran masih adanya kalangan masyarakat yang menilai mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu bagian dari kelompok radikal, intoleran dan lain sebagainya. Menurutnya, itu adalah penilaian yang subjektif.
“Orang-orang yang berpikiran seperti itu subjektif cara berpikirnya, tanpa mengerti, tanpa mengenal, tanpa mengetahui apa yang dilakukan Bang Anies ini. Kalau radikal, apa buktinya dia radikal,” katanya mempertanyakan.
Baca Juga
Meskipun dia mengakui tidak mungkin juga semua orang suka terhadap kebijakan seseorang, termasuk kepada Anies. Tentu ada saja yang menilai negatif. Apalagi, sekarang sudah masuk tahun politik.
“Tidak mungkin semua orang akan senang dengan yang dikerjakan. Bahkan ada juga nanti yang tidak senang lalu ditunggangi satu gerakan. Sehingga terjadi informasi-informasi bohong,” ungkapnya mewanti-wanti.
“Tapi saya melihat sejauh ini Bang Anies itu bagus. Dia cocok menjadi pemimpin (nasional) ke depan. Pasti bisa dibuatnya kepemimpinan yang lebih baik untuk Indonesia. Karena belajar atau menilai dari yang sudah dikerjakan di Jakarta,” tandasnya.
IMB pembangunan gereja setelah penantian selama 40 tahun yang disinggung Pendeta Zahara ini adalah Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Pelita Jakarta. Bahkan Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ) GPIB Pelita Jakarta, Sarah Tahitu Hengkesa, hadir dalam acara purnatugas di Balai Kota DKI, untuk menyampikan terima kasih.
“Setelah 40 tahun menunggu dan beberapa kali Ketua Majelis Jemaat berganti, puji Tuhan baru di bawah kepemimpinan Pak Anies, GPIB Pelita Jakarta mendapatkan BOTI, Izin Prinsip dan IMB. Terima kasih Pak,” ungkap Sarah di acara yang bertajuk Terima Kasih Jakarta tersebut.
Sumber: kba
