BeritakanID.com - Pengamat politik yang juga demonstran senior Salim Hutajulu menyatakan rasa terharu atas banyaknya rakyat yang memberikan penghormatan kepada Gubernur Anies Baswedas pada acara pelepasan akhir masa jabatannya sebagai Gubernur. Baru pertama kali ini acara seperti itu dihadiri oleh ratusan ribu orang.
“Sebagai pensiunan PNS di Kantor Gubernur sejak 1975, saya sering sekali menghadiri acara seperti itu. Tetapi baru kali ini masyarakat umum hadir dan membuat suasana seperti inagurasi pejabat baru, bukan pelepasan,” kata Salim Hutajulu kepada KBA News, Senin, 17 Okotber, menanggapi acara di Balai Kota kemarin.
Diceritakannya dia masuk sebagai PNS DKI Jakarta pada masa Ali Sadikin. Waktu itu, dia baru saja bebas dari penjara Orde Baru karena dianggap terlibat dalam kerusuhan 15 Januari 1974 yang disebut sebagai Peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari).
Sebagai Ketua Senat Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UI dia ditangkap bersama-sama Hariman Siregar, Sjahrir, Bambang Sulistomo, Theo Sambuaga, Judilherry Justam dan lainnya. Setelah ditahan selama 14 bulan mereka dibebaskan. Hanya Hariman dan Sjahrir saja yang diadili, selebihnya bebas tanpa diadili.
“Setelah bebas saya dipanggil Pak Ali Sadikin ke kantornya. Dia melihat saya nganggur lalu ditawari menjadi PNS di DKI Jakarta. Saya terima saja. Karir di PNS membuat saya menjadi Wakil Camat di Pasar Minggu. Setelah itu saya diajak oleh Fanny Habibie sebagai staf pribadinya di Dirjen Perhubungan Laut. Ketika beliau diangkat sebaga Dubes Inggris, saya diajak juga ke sana dan berlanjut Dubes di Belanda sebagai Staf Khusus Dubes,” kata Salim.
Tidak banyak
Pelepasan Bang Ali sebagai Gubernur juga besar-besaran tetapi relatif tidak banyak orang luar yang hadir. Acara pelepasan Anies itu merupakan yang pertama kali melibatkan rakyat hingga membeludak. “Sangat mengagetkan dan menyenangkan. Ini merupakan bukti bahwa yang menyukai Pak Anies bukan hanya karyawan DKI Jakarta, tetapi masyarakat luas yang datang dari berbagai kalangan,” kata Salim.
Dia sependapat jika ada yang mengatakan bahwa gegap-gempitanya sambutan terhadap Anies ketika melepaskannya itu, menunjukkan rakyat ingin dia bekerja di level yang lebih tinggi lagi, yaitu menjadi Presiden Indonesia melalui Pilpres 2024. Salim sendiri sangat mendukung Anies karena sudah melihat kiprahnya semasa memimpin Jakarta.
“Orangnya pintar, inovatif, pekerja keras , santun dan tidak kasar. Di atas semua itu dia anti-korupsi. Dia bisa diharapkan membenahi Indonesia. Negara ini sedang tidak baik-baik saja setelah diperintah Jokowi. Apa-apa mahal, BBM mahal, daya beli rendah, PHK di mana-mana, buruh sengsara, rakyat menderita. Wajar kalau banyak orang menaruh harapan Anies bisa membenahi dan memperbaiki semua itu,” demikian Salim Hutajulu.
Sumber: kba