Presiden FIFA Sebut Tragedi Kanjuruhan Malang sebagai Tragedi Sepak Bola Dunia

Presiden FIFA Sebut Tragedi Kanjuruhan Malang sebagai Tragedi Sepak Bola Dunia

BeritakanID.com - Tragedi Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022), bukan hanya menyisakan duka bagi Bangsa Indonesia. Presiden FIFA Gianni Infantino menyebut peristiwa nahas ini adalah tragedi sepak bola dunia.

Pasalnya, kerusuhan yang terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, menyebabkan sedikitnya 187 nyawa melayang.

Melalui akun resmi FIFA, Gianni Infantino menyampaikan duka mendalam atas tragedi Kanjuruhan Malang.

“Dunia sepak bola terkejut menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan,” kata Infantino, dikutip Pojoksatu.id di laman resmi FIFA, Minggu (2/10).

Pria kelahiran Swiss berkebangsaan Italia itu menyebut seluruh insan sepak bola dunia berduka atas meninggalnya ratusan orang saat Stadion Kanjuruhan rusuh, Sabtu malam.

“Ini adalah hari yang gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan sebuah tragedi di luar pemahaman,” ujarnya.

“Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa setelah insiden tragis ini.”

“Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran dan doa kami bersama para korban, mereka yang telah menjadi korban jiwa dan terluka, bersama rakyat Republik Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Persatuan Sepak Bola Indonesia, dan Liga Sepak Bola Indonesia, pada saat yang sulit ini,” tutupnya.

Seperti diketahui, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan usai laga bertajuk Derbi Jatim antara Arema FC vs Persebaya yang berakhir 3-2 untuk Bajul Ijo, berakhir rusuh.
Ribuan suporter Arema atau yang dikenal dengan Aremania merangsek masuk ke lapangan merusak fasilitas stadion karena tidak terima tim favoritnya kalah.

Sejurus kemudian pihak keamanan yang bertugas di Kanjuruhan menghalau massa dengan tembakan gas air mata.

Sialnya, tembakan gas air mata itu tak hanya mengarah ke kerumunan massa di lapangan tapi juga ke arah tribun penonton.

Situasi itu membuat para penonton berusaha keluar dari stadion secepat mungkin, sehingga saling berdesakan di pintu keluar.

Kabarnya, mereka yang meninggal sebagian besar karena kesulitan bernafas dan terinjak-injak.

Pada saat Kanjuruhan rusuh, pemain dan ofisial kedua tim yang bertanding sudah keluar lapangan. Bahkan pemain Persebaya sudah dievakuasi keluar stadion menggunakan Barracuda.

Hingga Minggu sore ini, mobil ambulans masih silih berganti masuk ke sejumlah rumah sakit membawa korban tragedi Kanjuruhan Malang.

Sumber: pojok

TUTUP
TUTUP