BeritakanID.com - Kader Partai Golkar Andi Sinulingga menyentil kelakuan oknum kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menyalakan kembali api tragedi Kanjuruhan.
"Publik kelihatannya tak heran lagi dengan watak buruk kader @psi_id," ujar Andi Sinulingga dikutip dari unggahan twitternya, @AndiSinulingga (12/10/2022).
Menurutnya, Suprapti tega menyebarkan informasi hoax atas peristiwa yang menggemparkan dunia ini.
"Tega sekali menyebarluaskan kabar bohong atas musibah yang memilukan ratusan keluarga korban. Musibah yang menjadi perhatian dunia," lanjutnya.
Sebelumnya, beredar video permintaan maaf yang dilakukan seorang ibu pembuat rekaman kepada keluarga Nawi Curva Nord. Ibu yang diketahui sebagai Suprapti Fauzi tersebut ternyata menjabat Wakil Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Malang.
"Saya Bu Prapti meminta maaf, berhubung dengan voice note yang beredar kemarin saya tidak ada tujuan apa pun untuk menjelekkan. Demi Allah saya lillahi ta'ala, meminta maaf kepada panjenengan, maaf bila ada kata saya yang salah ya Mbak. Karena bukan tujuan saya untuk mencemarkan nama baik Mas, ya Mbak, tolong dimaafkan, dan tolong dimaafkan untuk Mas-masnya, mohon dimaafkan, karena tidak ada tujuan saya untuk menjelekkan siapa pun di sini, ya Mas, Mbak, terima kasih jika panjenengan bisa menerima permohonan maaf ini," kata Suprapti dalam video yang diunggah di akun @AremaniaCulture dikutip fajar.co.id, Kamis (13/10/2022).
Suprapti sendiri menjadi buruan Aremania, lantaran viral pengakuannya sebagai penjual dawet di dekat pintu 13 Stadion Kanjuruhan saat insiden terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam WIB.
Video pengakuannya yang menyalahkan suporter dan membela polisi menyebar di berbagai grup WhatsApp. Setelah ditelusuri, ternyata penjual dawet itu tidak ada di lokasi. Dan, memang tidak ada penjual dawet di Stadion Kanjuruhan.
Dari rekaman suara, Suprapti menyebutkan, banyaknya kematian dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan dipicu aksi desak-desakan Aremania. Dia juga menganggap, tembakan gas air mata yang dilakukan polisi ke suporter tidak banyak.
Suprapti bahkan menuding, Aremania sendiri sebagai penyebab banyaknya korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan.
"Kalau gas air mata gak terlalu, tapi karena uyel-uyelan dan desak-desakannya itu," beber Suprapti yang mengaku membuka lapak dawet di sekitar Pintu 13 Stadion Kanjuruhan.
Sumber: fajar