BeritakanID.com - Sekretaris Departemen IV DPP Partai Demokrat Hasbil Mustaqim Lubis meminta Presiden Jokowi mencopot Menteri BUMN Erick Thohir.
Ia menilai bahwa Erick Thohir sudah tidak fokus kerja karena mengejar tiket wapres.
Hal itu disampaikan Hasbil dalam akun Twitter pribadinya, pada Senin 26 Desember 2022.
"Saya setuju bapak Erick Thohir saja yang di reshuffle, saya rasa beliau sudah gk fokus kerja (sesuai tupoksi) di akhir periode rezim ini," ujar Hasbil dikutip Newsworthy.
"Tiket wapres yg mau ia kejar kan?," pungkasnya.
Saya setuju bapak Erick Thohir saja yang di reshuffle, saya rasa beliau sudah gk fokus kerja (sesuai tupoksi) di akhir periode rezim ini.
— MudaAdalahKekuatan (@Hasbil_Lbs) December 25, 2022
Tiket wapres yg mau ia kejar kan? pic.twitter.com/vak2jQCVwL
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengajak masyarakat untuk saling bergotong royong dan rajin menabung. Hal tersebut disampaikannya dalam acara Cahaya At-Thohir di Masjid At-Thohir pada Sabtu (24/12/2022).
Erick mengatakan, kalau dilihat dari ekonomi, banyak negara akan mengalami resesi. Tapi resesinya bukan terjadi di Indonesia.
"Di Indonesia, kita pertumbuhan ekonominya masih terus naik sampai 2045, yang penting kita harus mulai gotong royong," kata Erick di Masjid At-Thohir dalam acara Cahaya At-Thohir, Sabtu (24/12/2022).
Erick mengingatkan agar masyarakat memulai gotong royong di sekitar tempat tinggal masing-masing. Kalau ada tetangga yang membutuhkan pertolongan, maka dibantu bersama-sama. Kalau ada tetangga yang berjualan, dibeli barang dagangannya.
"Kita harus menghidupkan ekonomi di sekitar kita, jangan ekonomi dengan orang lain terus, ini yang harus kita bangun gotong royong sesama kita," ujar Erick.
Erick mengatakan, Insya Allah, ekonomi Indonesia tidak gelap. Erick juga mengingatkan agar masyarakat mulai menabung. Jangan sampai hanya melakukan doa, tapi tidak menabung, akhirnya tidak cukup uangnya untuk beli rumah.
"Jadi kalau kita konsumtif, konsumtif yang diperlukan oleh kita, bukan konsumtif kemewahan yang berlebihan yang malah membebani kita," jelas Erick.
Sumber: wartaekonomi