Pengamat: Anies Baswedan Sudah jadi Ikon Perubahan Indonesia

Pengamat: Anies Baswedan Sudah jadi Ikon Perubahan Indonesia

BeritakanID.com - Pengamat politik Rocky Gerung menyatakan, Capres Partai NasDem Anies Rasyid Baswedan, Ph.D. sudah menjadi semacam totem (ikon). Karena selalu muncul dalam pemberitaaan di media massa maka doktor dari Amerika Serikat ini menjadi sangat dekat  dengan rakyat. Dia menjadi populer di mana-mana karena gagasan perubahan yang ditawarkan.

Dia menyatakan hal itu dalam podcast-nya dengan wartawan senior Hersubeno Arief, Senin sore. Video yang berjudul ‘Secara De Facto Anies Pilihan Rakyat, Disiapkan oleh Sejarah Bukan Politik’ itu sudah ditonton oleh sekitar 70.000 orang, disukai oleh 3.4000 orang dan dikomentari oleh sekiar 1.000 orang yang sebagian besar mendukung pernyataan Rocky.

Ditambahkan olehnya, Anies telah menggerakkan rakyat untuk bergairah memikirkan nasib politik mereka sendiri.  Dia berhasil mengaktifkan apa yang disebut psikologi massa. Rakyat melihat bahwa Anies merupakan harapan untuk perubahan. Semua itu bersifat seperti bola salju, yang semakin hari bergulir semakin banyak  dan besar.

“Nampaknya menghalangi Anies sekarang ini sudah terlambat. Rakyat sudah bersikap Anies itu seperti kepastian. Ungkapnya adalah Anies atau tidak, to be or not to be. Apa pun yang akan dilakukan oleh rezim untuk menghalangi Anies akan berhadapan dengan kekuatan rakyat, seperti yang diperlihatkan Anies pada saat dia safari ke daerah-daerah,” kata laki-laki yang kondang dipanggil sebagai Presiden Akal Sehat itu.

Pemilu ditunda
Gagasan tentang Pemilu ditunda disinyalir untuk mencegah agar popularitas Anies tidak semakin menanjak. Ada kekhawatirkan bahwa jika Anies berkuasa maka akan dimulai zaman baru yang betul-betul berbeda dengan yang sekarang. Memang Anies tidak pernah menebarkan ancaman, tetapi rezim sudah ketakutan sendiri, karena itu berniat menggagalkan Anies.

Menurut Rocky, usaha Istana untuk menjegal Anies  tidak akan efektif. Anies sudah terlambat untuk dicegah. Satu-satunya yang mungkin dilakukan rezim adalah mempersiapkan figur yang sepadan dan setanding dengan Anies sebagai penantangnya. Biarkan terjadi pertarungan politik antara ide, gagasan, dan pilihan bukan pemaksaan penundaan pemilu dan pilpres.

Disebutkan oleh Rocky, kejadian di Pangkep Sulsel di mana semua rakyat berkumpul dan menyatakan tidak ada yang mereka pilih selain Anies, sangat mencengangkan. Itu merupakan kehendak dan fakta sejarah. Itu bukan fakta politik. Politik justru mempercepat Anies untuk siap-siap menerima berkah kekuasaan pascaJokowi.

“Itulah yang kita sebut sebagai sunnatullah. Bagaimana pun politik diarahkan tetapi selalu sejarah mempunyai hukum besinya sendiri bahwa kekuasaan itu harus berganti secara periodik, tidak ada kekuasaan yang kekal, walaupun pemegang kekuasaan berusaha sekuat tenaga dan daya yang ada padanya untuk bertahan,” demikian mantan Staf Pengajar Jurusan Filsafat UI  menjelaskan.

Sumber: kba

TUTUP
TUTUP