BeritakanID.com - Siang itu, Sambas, Relawan Guyup Rukun Handarbeni (Guruh) Merapi sedang bekerja di ladang, ketika tepat pukul 12.12 WIB, Gunung Merapi tiba-tiba mengeluarkan awan panas guguran (APG) ke arah barat daya, Sabtu (11/3/2023).
Sambas yang melihat kepulan asap membumbung tinggi langsung bergegas lari meninggalkan ladang menuju ke pemukiman.
Warga sudah berkumpul di jalan, dan sempat panik.
Ia bersama relawan kemudian berupaya menenangkan.
"Biasanya, kecelakaan (fatal) karena warga panik. Kami berusaha menenangkan. Kemudian (abu turun) saya langsung mencari masker, ada di (desa) Paten dan saya bagikan untuk pertolongan pertama bagi warga," kata Sambas, ditemui di Balai Desa Krinjing, Sabtu petang.
Desa Krinjing mulai diguyur hujan abu vulkanik sekira pukul 13.45 WIB.
Hujan abu turun bervariasi dengan skala ringan dan kadang juga sedang.
Prosesnya berlangsung cukup lama.
Menurut Sambas ketebalan abu rata-rata mencapai 1 sentimeter.
Sejauh ini, 6 ribuan masker sudah dibagi-bagikan kepada warga Desa Krinjing.
Abu tebal masih terlihat di mana mana.
Namun kondisi warga sudah berangsur normal.
Sabtu petang sudah tidak terlihat kepanikan.
Warga sudah kembali ke rumah masing-masing.
"Walaupun tadi sempat berkumpul di jalan, namun sekarang sudah tenang," kata dia.
Kendati demikian, upaya antisipasi dan kewaspadaan tetap dilakukan.
Dua ambulans terlihat terparkir di depan halaman Balai Desa Krinjing.
Balai desa berjarak lebih kurang 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi ini dimanfaatkan sebagai tempat berkumpulnya para relawan.
Hujan abu vulkanik juga mengguyur desa- desa di bawah Desa Krinjing di Kecamatan Dukun, antara lain Desa Mangunsuko, Paten maupun Desa Sewuan.
Sepanjang jalur yang dilewati dari Sewuan menuju Krinjing jalanan tampak berdebu.
Genteng rumah- rumah warga rata tertutup abu, termasuk ladang dan tanaman terlihat penuh debu.
Warga Sewuan, Sarijo mengungkapkan, debu yang mengguyur saat ini relatif tipis artinya lebih sedikit dibandingkan debu yang mengguyur pada Erupsi Gunung Merapi tahun 2010 silam.
Namun demikian, sempat membuat warga Sewuan panik.
Sejumlah warga yang tengah bekerja di ladang berhamburan pulang karena khawatir apabila terjadi erupsi susulan yang lebih besar.
"Ada satu, dua warga yang panik. Ada aktivitas di lahan persawahan pada pulang. Takutnya ada sesuatu yang lebih besar lagi. Tapi Alhamdulillah, ini sudah mulai beraktivitas normal dengan biasa," katanya.
Tentang Desa Krinjing
Desa Krinjing terletak di lereng barat Gunung Merapi.
Masuk wilayah Kecamatan Krinjing, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Desa ini terutama dusun-dusun di bagian atas desa terletak di radius bahaya utama atau istilahnya Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, jaraknya dari puncak Merapi lebih kurang 4,5 kilometer.
Di desa ini terletak Pos Gunung Merapi (PGM) Babadan, pos pemantauan aktivitas Merapi paling tinggi dan paling dekat dengan puncak.
Sumber: tribunnews