Saat Sharing ke Dr Ratih, Yudo Andreawan si Mahasiswa S2 UI Ngaku Dipaksa ke RS Jiwa oleh Ayahnya

Saat Sharing ke Dr Ratih, Yudo Andreawan si Mahasiswa S2 UI Ngaku Dipaksa ke RS Jiwa oleh Ayahnya

BeritakanID.com - Yudo Andreawan si mahasiswa S2 Universitas Indonesia (UI) mengaku dipaksa ke RS Jiwa oleh ayahnya yang bernama Bambang yang tinggal di Bontang Kaltim.

Pengakuan Yudo mahasiswa magister UI ini disampaikan saat sharing atau berbincang dengan Dr Ratih Lestarini, Ketua Program Magister Ilmu Hukum (MIH) Fakultas Hukum UI (FHUI).

Bukti percakapan antara Dr Ratih dengan Yudo ini menyebar di internet atau media sosial.

Yudo menyebut dirinya dipaksa ke rumah sakit jiwa oleh ayahnya yang belakangan diketahui bernama Bambang dan menetap di Bontang Kaltim.

Hal itulah yang kemudian membuat dirinya mengamuk kesekian kali.

“Makanya kamu berobat ya. Ini demi kebaikanmu. Masa depanmu Do. Kalau sehat kan bisa lanjut. Cuti tidak dihitung masa studi,” kata Ratih dalam tangkapan layar WA yang beredar di internet seperti dilihat Pojoksatu.id, Selasa (18/4).

Yudo adalah mahasiswa S2 Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Hal ini dibenarkan pihak UI.

“Benar, yang bersangkutan merupakan mahasiswa kami dari Magister Ilmu Hukum,” kata Kepala Humas dan KIP UI Amelita Lusia kepada wartawan, Sabtu (15/4).

Amelia mengatakan, kampus sebelumnya telah berupaya melakukan pendekatan dan penanganan terhadap Yudo.

Salah satunya diberikan keputusan untuk melakukan cuti akademik agar Yudo menjalani pengobatan mental.

“Memfasilitasi mahasiswa dengan kondisi seperti Yudo. Saat ini, yang bersangkutan diberikan cuti akademik,” jelasnya.

Percakapan WA Lengkap Yudo dan Dr Ratih

Di media sosial, percakapan WhatsApp (WA) Yudo dengan Dr Ratih Lestarini, Ketua Program Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum UI sempat beredar.

Dalam percakapan itu, Yudo terlihat meminta penjelasan lebih lanjut soal cuti kuliah yang diberikan kepadanya.

“Assalamualaikum Bu Ratih, saya Yudo Andreawan bu, MIH genap 2020. Ijin bertanya bu, maaf saya mendapatkan forward info cuti kuliah dari mas Aung. Itu maksudnya gimana yah bu, mohon penjelasan dari ibu,” tulis Yudo Andreawan dari tangkapan layar berisi pesannya kepada Ratih yang diunggah melalui akun Twitter @Bombomskii1, Jumat (14/4).

Tak butuh waktu lama, Ratih selaku Ketua Program MIH FHUI memberikan jawabannya dengan bijak pada Yudo Andreawan.

Menurutnya, cuti kuliah itu diberikan agar Yudo Andreawan bisa fokus melakukan penanganan untuk kesehatan mentalnya.

“Iya Yudo. Kemarin saya dapat info dari dekan kalau dekan mengeluarkan SK cuti untuk Yudo. SK itu berdasarkan : hasil rapat kode etik Dewan Guru Besar dan Pimpinan FHUI dan keluhan mahasiswa,” ujar Ratih.

“Dari hasil rapat tersebut Yudo dicutikan studinya dulu karena dinilai Yudo sudah sulit untuk berinteraksi dengan dosen. Diharapkan Yudo bisa treatment kesehatan mental dulu. Setelah sehat aktif kembali. Jadi seharusnya Yudo ikuti dulu ya,” sambungnya.

Usai menerima penjelasan itu, Yudo Andreawan langsung menanyakan nasib tesis miliknya yang masih berlangsung. Dirinya juga mengaku bahwa kesehatan mentalnya sudah membaik.

“Untuk kesehatan mental saya sudah jauh lebih better bu Ratih,” ujar Yudo Andreawan dalam salah satu potongan pesannya.

“Ibu kan ketemu saya dengan Mas Adit. Memang di bagian menimbang mewajibkan saya mengurus administrasi dari psikiater atau SPKJ,” sambungnya.

Namun, Ratih mengetahui bahwa Yudo Andreawan sebenarnya baru saja mengamuk dalam area kampus. Dirinya pun mempertegas itu pada Yudo.

“Kemarin kamu ngamuk lagi kan? Hayo,” kata Ratih kepada Yudo Andreawan.

“Di Salemba iya bu. Ada yang nyelonong saya lagi ngomong. Tapi kontekstual kok. Di ruang rektorat lantai 5. Masa gara-gara itu saya dipaksa cuti bu? Saya mau lulus cepat,” jawab Yudo Andreawan.

Mendengar jawaban Yudo Andreawan, Ratih mengungkapkan, dirinya merasa kasihan pada mahasiswanya itu.

Namun, dirinya tahu jikalau Yudo Andreawan butuh fokus pada penanganan kesehatan mentalnya dulu.

“Yudo, dengar ibu ya. Ibu kasihan sama kamu. Kamu itu perlu penanganan psikolog or psikiater Do. Biar bisa mengendalikan emosimu. Teman mahasiswa takut Do kalau kamu begitu terus, dan itu mengganggu sekali. Jadi cobalah kamu berobat dulu. Belajar pakai internet,” ujar Ratih.

Dr Ratih pun menjelaskan, Yudo Andreawan sudah sempat difasilitasi bertemu dengan psikolog klinis dari UI. Namun Yudo tidak hadir.

Sumber: pojoksatu

TUTUP
TUTUP