BeritakanID.com - Berbagai upaya dilakukan sejumlah pihak untuk menjegal Anies Baswedan agar batal berlaga di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Salah satunya dengan menggoda PKS agar keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Hal ini diungkap Anggota tim delapan KPP Sudirman Said di markas Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X Nomor 46, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
"Sejak awal sampai hari ini bergantian para pejabat negara ada yang partai dan bukan, mendatangi PKS dengan misi ada yang implisit dan eksplisit misinya itu supaya PKS keluar dari koalisi," kata Sudirman, Rabu (7/6).
PKS saat ini berada di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri dari Nasdem dan Partai Demokrat. Secara akumulatif, tiga partai Koalisi Perubahan memiliki total suara 25,03 persen.
Baca Juga
- Viral Gus Miftah Berkata Kasar ke Penjual Es Teh saat Pengajian, Padahal "Digaji Rakyat" Rp18 Juta per Bulan
- Aipda Robig Tembak Siswa SMK, Kronologi Versi Kapolres dan Propam Berbeda di RDP dengan Komisi III DPR
- Ketahuan Bohong, Aipda Robig Tembak Mati Siswa SMK Bukan karena Tawuran tapi Kesal Dipepet
Partai Nasdem memiliki perolehan suara sebesar 9,5 persen pada Pemilu 2019 lalu. Sementara Demokrat sebesar 7,77 persen dan PKS 8,21 persen. Bila PKS keluar, maka Nasdem dan Demokrat hanya mengantongi 17,2 persen suara.
Godaan kepada PKS, lanjut Sudirman Said, seperti diiming-imingi modal, logistik Pemilu 2024 hingga jabatan di pemerintahan mendatang.
"Kami bersyukur semua mengalami godaan atau tekanan tetap stay pada kesepakatan koalisi," tandas jurubicara Bacapres Anies Baswedan itu.
Sumber: RMOL