BeritakanID.com - Bentuk cawe-cawe Presiden Joko Widodo tidak cuman satu bentuk, tapi juga memakai instrumen hukum.
Hal itu disampaikan pakar hukum tata negara, Denny Indrayana, dalam Talkshow Indonesia Lawyers Club, bertajuk “Jokowi: Saya Akan Terus Cawe-cawe”, Kamis (1/6).
“Yang merisaukan saya sebagai orang hukum adalah, hukum hanya dijadikan instrumen untuk strategi pemenangan pemilu baik pileg maupun pilpres,” ujar Denny.
Mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM ini menjelaskan, instrumen hukum hanya satu strategi pemenangan hasrat politik Jokowi.
“(Ada) 10 strategi pemenangan itu terkonfirmasi beberapa waktu terakhir,” sambungnya mengatakan.
Baca Juga
- Viral Gus Miftah Berkata Kasar ke Penjual Es Teh saat Pengajian, Padahal "Digaji Rakyat" Rp18 Juta per Bulan
- Aipda Robig Tembak Siswa SMK, Kronologi Versi Kapolres dan Propam Berbeda di RDP dengan Komisi III DPR
- Ketahuan Bohong, Aipda Robig Tembak Mati Siswa SMK Bukan karena Tawuran tapi Kesal Dipepet
Salah satu contoh konkret, Denny menyebutkan fenomena pergantian Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) oleh partai politik berkuasa di parlemen.
“Saya katakan ada pengkondisian komposisi calon Hakim Konstitusi. Misalnya, ketika Hakim Aswanto ditarik, karena dosa besar beliau adalah meyatakan UU Cipta Kerja Inkonstitusional Bersyarat,” urainya.
“Itu menyababkan beliau digantikan Pak Guntur Hamzah yang terjerat skandal putusan misalnya,” demikian Denny menambahkan.
Sumber: rmol