Dihambat Bikin KTP Baru, Ibu-ibu Pendukung AMIN Melawan Aparat Desa dan Dukcapil Pandeglang

Dihambat Bikin KTP Baru, Ibu-ibu Pendukung AMIN Melawan Aparat Desa dan Dukcapil Pandeglang

BeritakanID.com - Malang nasib ibu Ucu Nursyamsiah (40). Dia mengalami kesulitan untuk mengurus KTP (Kartu Tanda Penduduk) karena dipersulit oleh oknum aparat desa Mandalasari, Kecamatan Keduhejo, Kabupaten Pandeglang, Banten. Sudah berhari-hari dia mengurus tetapi ada kesan dipersulit.

Hal itu dikatakan oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Simpul Relawan Anies Baswedan untuk Republik Indonesia 1 (ABRI-1) Sayyid Diar Mandala kepada KBA News, Kamis, 18 Januari 2024.

“Ucu adalah istri saya beralamat di Kampung Babakan Mandala RT 03/RW 03. Sejak sebulan ini mengurus KTP baru tetapi tidak mendapat layanan yang baik. Sampai sekarang KTP nya belum ada.”

Menurut Ucu,semua prosedur sudah dijalankan, bolak balik ke kantor desa Mandalasari, terus ke kecamatan Kaduhejo kemudian ke Dinas Dukcapil Pandeglang, balik lagi ke desa, tetap saja ribet, dan merasakan tidak dilayani dengan baik.

Alasan penolakan pihak desa karena kendalanya Kartu Keluarga (KK) harus diganti dengan yang terbaru. Sedangkan KK itu tidak ada batas waktunya. KK tersebut dikeluarkan tgl 24 Oktober 2013.

Ucu menyatakan bingung atas sikap aparat desa itu. “Apakah ini ada kaitannya dengan aktivitas kami karena sekeluarga pendukung capres AMIN (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar). Apalagi suami sebagai ketua Pejuang perubahan ABRI-1 Pandeglang, sehingga oknum perangkat desa pada cuek,” tanyanya.

Menurut Diar, kebetulan kepala desanya baru. Dia tidak dipilih langsung rakyat. Dia diangkat oleh Kabupaten selaku Pejabat Sementara (Pjs).

Diar mengelukan kondisi yang menimpa istrinya yang hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Tidak ada alasan untuk menghambatnya, selain dia adalah istri aktivis relawan AMIN.

“Harusnya kami rakyat diarahkan hingga dibuat mudah jangan terkesan dipakai sebagai ajang permainan dan korban politik,” keluh Ucu lagi.
Hilirisasi buruk

Menurut Diar, ini merupakan bukti hilirisasi birokrasi yang tidak bagus. “Bagi rakyat yang penting segala sesuatu dipermudah jangan dibikin susah. Seharusnya institusi negara itu melayani Rakyat yg baik. Inilah contoh keburukan rezim saat ini,” katanya.

Sangat kontras, tambahnya, kalau orang Asing mudah bikin KTP, tetapi pribumi susah sekali. “Mungkin Karena saya Rakyat kecil. Ini menunjukkan sudah terjadi krisis akhlak negara ini.”

Dengan kejadian seperti ini, kata Ucu, dia tambah semangat untuk memperjuangkan AMIN, saya akan mengajak kaum Ibu-ibu majelis ta’lim untuk mendukung AMIN.

Ditambahkan Diar Mandala, semestinya pihak aparat desa melayani warga desa dengan baik. Sebab, Kantor desa mandalasari, numpang pada tanah wakaf seseorang yang dekat dengan rumahnya.

“Wakaf tersebut dari keluarga Mandala untuk pendidikan agama islam, tapi dipakai untuk kantor desa termasuk bangunannya. Sudah satu tahun lebih tidak pindah ” tambahnya.

Ditambahkannya, masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa dan banyak yang mengeluh padanya, mengenai keberadaan kantor desa tersebut yang numpang pada tanah wakaf itu.

“Masyarakat mengharapkan Gedung tersebut dapat digunakan sebagai tempat pengajian / majelis ta’lim Ibu-ibu di kampung kami, demikian Sayyid Diar Mandala.

Sumber: kbanews

TUTUP
TUTUP