Dinasti Politik Disorot New York Times, Jokowi Membuat Indonesia Malu

Dinasti Politik Disorot New York Times, Jokowi Membuat Indonesia Malu

BeritakanID.com - Presiden Joko Widodo dinilai telah membuat malu Indonesia di mata dunia. Langkah politiknya membangun dinasti politik telah mencoreng nama Indonesia yang selama ini diakui secara global sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India.

Demikian disampaikan politikus senior PKS Andy Azisi Amin menanggapi pemberitaan koran ternama Amerika Serikat, New York Times edisi Minggu, 7 Januari 2024, berjudul “For Indonesia’s President, a Term Is Ending, but a Dynasty Is Beginning”.

“Ini sangat membuat kita malu. Karena kita itu sudah mengambil jalan demokrasi. Di negara demokrasi itu, ada nilai-nilai yang disebut kepatutan, kepantasan yang harus dijaga,” jelas politikus senior PKS Andy Azisi Amin kepada KBA News Kamis, 11 Januari 2023.

Dia mengingatkan salah satu semangat reformasi adalah menolak korupsi, kolusi, dan nepotisme atau KKN. Bahkan ada Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tahun 1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang khusus untuk menolak praktik culas tersebut.

“Jadi seharusnya Pak Jokowi itu sebagai orang nomor satu di Indonesia mencontohkan cara bernegara yang jauh dari praktik KKN,” ucap politikus jebolan University of Illinois Urbana Champaign, Amerika Serikat ini.

Dia menjelaskan mendorong anaknya menjadi jadi calon wakil presiden dengan berbagai cara terutama dengan dugaan kerterlibatan mengubah UU lewat keberadaan besannya di Mahkamah Konstitusi, Anwar Usman seperti juga diulas The New York Times, merupakan praktik nepotisme.

“Tidak pantas saat (Jokowi) menjabat, anaknya kemudian dipromosikan menjadi cawapres. Ini anaknya baru 2 tahun (Wali Kota Solo),” ungkapnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dalam artikel berjudul “For Indonesia’s President, a Term Is Ending, but a Dynasty Is Beginning”, media ternama asal Amerika Serikat ini menyorot majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden nomor urut 2 mendampingi Prabowo Subianto.
“Belum lama ini, putra tertua Presiden Indonesia Joko Widodo menjadi pengusaha katering dan makanan penutup. Sekarang dia adalah simbol dinasti politik yang sedang berkembang dan penerima keuntungan dari manuver keluarga,” tulis The New York Times pada paragraf pertama laporannya.

Disebutkan putra sulung Jokowi berusia 36 tahun yang kini menjabat Wali Kota Solo itu bisa maju sebagai cawapres tidak lepas dari “bantuan” keputusan MK yang saat itu dipimpin Anwar Usman yang membolehkan calon berusia di bawah 40 tahun bisa maju jika sebelumnya pernah terpilih lewat sebuah pemilihan langsung.

The New York Times menyebut dugaan Jokowi berada di balik layar untuk mengatur keberlanjutan kekuasaannya melalui anaknya jelang berakhirnya masa jabatan. Pernikahan Anwar Usman dengan adik Jokowi, Idayati, pada 2020 juga dikhawatirkan menimbulkan konflik kepentingan.

“Saat itu, pakar hukum sudah memperingatkan adanya konflik kepentingan di masa depan,” tulis New York Times.

Media yang didirikan pada 18 September 1851 ini juga membeberkan bagaimana menantu Jokowi, Bobby Nasution, menjadi Wali Kota Medan dan putra bungsunya Kaesang Pangarep menjadi Ketua Umum PSI hanya berselang dua hari setelah bergabung dengan partai tersebut.

Mengutip peneliti dari Universitas Atma Jaya Jakarta, Yoes C. Kenawas, New York Times menuliskan jelas Jokowi sedang membangun sebuah dinasti politik. Jokowi mempersiapkan putranya itu untuk menjadi calon presiden pada 2029 mendatang. Artinya, majunya Gibran bersama Prabowo dianggap seperti tugas magang.

“Karena pada akhirnya, tujuannya adalah menjadi presiden,” kata Yoes C. Kenawas seperti ditulis New York Times, “bukan wakil presiden.”

Sumber: kbanews

TUTUP
TUTUP