Sebut Gaza Lemah sehingga Mudah Ditindas, Blunder Terbesar Prabowo

Sebut Gaza Lemah sehingga Mudah Ditindas, Blunder Terbesar Prabowo

BeritakanID.com - Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dinilai telah melakukan blunder ketika menyebut Gaza, Palestina, sebagai contoh buruk saat menjelaskan pentingnya sebuah negara memiliki pertahanan yang kuat.

Dalam debat capres bertema pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional, dan politik luar negeri, Prabowo sampai dua kali menyebut Gaza sebagai bangsa yang lemah sehingga ditindas oleh Israel.

Pengamat politik Universitas Jember Dr. Muhammad Iqbal mengungkap penjelasan Prabowo tersebut terkesan menganggap rakyat Gaza lemah. Padahal kenyataannya, lebih dari 75 tahun rakyat Palestina justru tampil penuh heroik melawan penjajah.

“Sampai saat ini memperjuangkan nasib kemerdekaannya adalah bukti heroisme (rakyat) Gaza. Itu bentuk kekuatan perlawanan, bukan sebuah kelemahan,” ujarnya kepada KBA News Senin, 8 Januari 2024.

Menurutnya, Prabowo yang menjadikan Gaza, Palestina, sebagai contoh negara lemah sehingga mudah ditindas menunjukkan watak kepemimpinannya yang masih terjebak pada kekakuan dominasi hard power.

“Kepemimpinan yang hard power memang cenderung fatalistik dan militeristik. Dan itu sungguh berbahaya bagi tatanan perdamaian dan keamanan dunia,” tegasnya.

Dia menjelaskan sistem dan strategi pertahanan dan keamanan negara memang harus kuat. Tapi konstelasi tantangan hubungan internasional beserta ancaman keamanan terus alami pergeseran.

Karena muncul aneka ancaman baru yang nontradisional dan lebih mondial seperti cyber attack, hegemoni budaya, maupun perang informasi, dan dampak buruk digital. Maka, relasi dan kekuatan diplomasi dunia kini kian dinamis yang memadukan hard power, soft power dan smart power.

“Ironisnya, capres Prabowo yang banyak diharapkan publik mampu menguasai tema debat putaran ketiga ini demi tujuan politik luar negeri Indonesia yang turut aktif menjaga perdamaian dan keamanan dunia, malah Prabowo membuat pernyataan blunder,” ucapnya.

Bahkan menurutnya, pernyataan Prabowo terkait Gaza lemah sehingga mudah ditindas merupakan blunder terbesar dalam debat Minggu malam.

Padahal, lebih jauh menurut pakar politik yang akrab disapa Cak Iqbal ini, dinamika pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik kekinian sudah makin beradaptasi dengan menyelaraskan soft power dan smart power.

Kekuatan cerdas itu kini jadi pilihan banyak pemimpin negara maju untuk mengkombinasikan antara kekuatan militer dan sumber daya ekonomi dengan kekuatan etika, budaya, dan tatanan nilai keadaban dan kemanusiaan melalui disrupsi teknologi komunikasi dan informasi yang makin persuasif.

Dia menegaskan smart power jelas lebih luwes ketimbang hard power yang berwatak lebih keras dan kaku.

“Sudah seharusnya Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia sangat diharapkan mampu berperan penting turut membebaskan Palestina dengan kekuatan smart diplomacy. Sayangnya, pernyataan Prabowo malah mengesankan watak aslinya yang keras dan sangat militeristik,” tukasnya.

“Padahal isu pembebasan Palestina dan berbagai konflik maupun perang tidak cukup hanya didekati dengan kekuatan militer saja,” pungkasnya.

Dalam debat capres kemarin, Prabowo yang juga Menteri Pertahanan menegaskan Indonesia harus memiliki kekuatan militer yang mumpuni. Karena itu, dia mengingatkan sejarah manusia yang mengajarkan bahwa bangsa yang lemah akan dilindas seperti Gaza.

Pada bagian lain dia juga menekankan hal yang sama.

“Saya tegaskan kembali bahwa pelajaran sejarah manusia yang lemah akan selalu ditindas. Kita lihat apa yang terjadi di Gaza. Kita tidak boleh lemah ditindas negara lain,” jelas Prabowo. 

Sumber: kbanews

TUTUP
TUTUP