Media Israel Sebut Indonesia Setuju Normalisasi Hubungan untuk Masuk OECD, Pengamat Timur Tengah: Tolak! Hanya Untungkan Elit

Media Israel Sebut Indonesia Setuju Normalisasi Hubungan untuk Masuk OECD, Pengamat Timur Tengah: Tolak! Hanya Untungkan Elit

BeritakanID.com - Times of Israel, salah satu media mainstream di negara yang kini gencar melakukan genosida di Jalur Gaza mengabarkan bahwa Indonesia setuju menormalisasi hubungan dengan Israel sebagai bagian dari upaya masuk OECD.

Kabar itu mengutip pernyataan seorang pejabat Israel pada hari Kamis. Pejabat tersebut, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, membenarkan laporan di surat kabar Israel Yedioth Ahronoth yang merinci pembicaraan diam-diam selama berbulan-bulan antara Yerusalem, Jakarta, dan Sekretaris Jenderal Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Mathias Cormann.

OECD memulai proses memasukkan Jakarta ke forum 38 negara tersebut pada bulan Februari, namun Israel dilaporkan keberatan dengan aksesi tersebut karena kurangnya hubungan diplomatik. Negara-negara harus menerima dukungan bulat untuk bergabung dengan blok tersebut, yang berdedikasi untuk memajukan pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan fiskal neo-liberal.

Cormann pada awalnya mendapatkan janji dari Indonesia untuk mengubah sikap kritisnya terhadap Israel, namun Menteri Luar Negeri Israel Katz menolak keras untuk menarik penolakan Yerusalem, dan mengatakan bahwa normalisasi akan menjadi hal yang baik.
Terkait kabar tersebut, Pengamat Timur Tengah, Dina Sulaeman, mengungkap bahwa pada September 2023, Indonesia digadang-gadang masuk BRICS, tapi batal, ternyata Jokowi maunya Indonesia masuk OECD saja.

"OECD adalah organisasi berbasis ekonomi neoliberal, yang sudah terbukti memperbesar jurang kemiskinan antara elit & rakyat biasa," kata Dina Sulaeman melalui keterangan tertulisnya di X (twitter) dikutip Kamis (11/4/2024).

Kalau untuk masuk OECD, Indonesia musti menjilat Israel, sungguh hina dan merugikan bangsa Indonesia, yang untung cuma elit. "Semoga kabar dari media Israel ini tidak benar. Tapi kita perlu terus mengawasi. Tolak normalisasi dengan Israel," tegasnya. 

Sumber: fajar

TUTUP
TUTUP