BeritakanID.com - Seorang mahasiswa bernama Guntur Abas meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan parah di Tomohon, Sulawesi Utara.
Saat mengendarai sepeda motor, mahasiswa ini diduga ditabrak oleh sebuah mobil yang dikendarai oleh oknum polisi bernama Resq Maweikere.
Seketika saja sosok Resq Maweikere ini langsung menjadi pusat perhatian lantaran dikabarkan belum ditangkap sampai saat ini.
Orang tua korban sekarang masih terus mencari keadilan hingga memutuskan untuk membuat viral kasus tersebut.
Seperti dilansir Kilat.com dari Facebook Lolita Usulu Ita pada Selasa, 9 April 2024, berikut isi informasi itu.
Disebutkan pada Selasa, 2 April 2024, Guntur Abas keluar untuk pergi mencari sahur namun malah kecelakaan.
“Anak saya Guntur Abas mengalami kecelakaan di jalan perempatan tugu Pancasila (perempatan arah ke pasar beriman) kota Tomohon yang mengakibatkan tengkorak kepalanya pecah, tangan kiri patah, pendarahan yang tiada henti,” ungkap ibu korban.
Dengan kondisi yang demikian parahnya, mahasiswa Universitas Negeri Manado ini harus menjalani tindakan operasi.
“Pasca operasi Guntur terbaring Kritis dan koma selama 7 hari memperjuangkan hidupnya didalam ruang ICU hingga akhirnya pada hari ini senin 08 april 2024 Pukul 10.00 WITA,” imbuh keluarga.
Diketahui bahwa Guntur yang keluar saat dini hari itu ditabrak oleh mobil Honda Jazz berwarna putih yang diduga dikendarai oleh Resq Maweikere.
“Sampai detik ini pihak kepolisian polresta tomohon tidak menindak lanjuti kasus kecelakaan ini sedangkan motor yang dikendarai guntur kondisinya hancur dan rusak parah sudah ditahan pihak polisi,” terang ibu Guntur.
Berbanding terbalik dengan itu, pelaku disebut masih bisa berkeliaran memakai mobil yang dipakai menabrak sampai sekarang.
Usut punya usut, sosok Resq Maweikere diduga bukan orang sembarangan karena selain menjadi anggota polisi keluarganya punya jabatan penting.
Dikabarkan bahwa ayah dari terduga pelaku penabrakan mahasiswa ini merupakan Kapolsek Minahasa.
Karena dugaan itulah keluarga korban merasa kasus tersebut sangat sulit untuk menemui keadilan. (*)
Sumber: kilat