Segini Uang yang Dibutuhkan Sopir Truk untuk Beli 6 Mobil yang Ditabrak di GT Halim Utama

Segini Uang yang Dibutuhkan Sopir Truk untuk Beli 6 Mobil yang Ditabrak di GT Halim Utama

BeritakanID.com - Nasib korban kecelakaan di Gerbang Tol Halim Utama, Jakarta Timur, hingga saat ini belum jelas.

Pemilik mobil juga terancam gigit jari usai mobilnya ditabrak oleh sopir biang kerok kecelakaan di Gerbang Tol Halim Utama.

Mengaku akan beli semua mobil yang ia tabrak, sopir biang kerok kecelakaan itu nyatanya hanya omong kosong belaka.

Sopir truk bernama Muhammad Isnen (18) itu mengaku siap tanggung jawab dengan membeli semua mobil yang ia tabrak.

"Saya tanggung jawab, saya beli semua itu," kata Isnen.

Terungkap fakta mengejutkan.

Nilai mobil yang ditabrak Isnen bisa mencapai miliaran rupiah. 

Berikut ini mobil yang terlibat kecelakaan berserta dengan harganya bila kondisinya baru :

Hyunda Kona Rp 697 juta
Toyota Yaris Rp 227,8 juta - Rp 345 juta
Isuzu Traga Pikap Rp 190 juta - Rp 272 juta
APV boks Rp 149,5 juta
Xpander Rp 267,7 juta - Rp 345,6 juta
Honda Brio RS Rp 159,7 juta - Rp 253,1 juta.

Bila mobil baru maka perlu merogoh kocek Rp1,3 miliar hingga Rp2 miliar.

Belum Terima Ganti Rugi

Sementara itu pemilik Isuzu Traga Pikap, Pradana mengatakan bahwa ia belum menerima ganti rugi sama sekali.

Jangankan membeli mobilnya, bahkan pembicaraan untuk perbaikan pun belum ada.

"Ngomong mau dibayar semua mobil yang rusak, kenyataannya apa. Beli pake takjil. Mobil segitu banyaknya," tulis Pradana di kolom komentar postingannya.

Jangankan dibeli oleh sopir biang kerok kecelakaan, Pradana bahkan terancam gigit jari.

Sebab polisi mengatakan kalau omongan Isnen itu ngelantur.

Apalagi hingga saat ini Isnen juga belum ditahan meski sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Kondisi keluarganya juga bukan orang berada bahkan sebelum kecelakaan sempat cerita kekurangan uang untuk membeli makan di rest area.

"Tadi penyelidik menyampaikan komunikasi dengan anak ini, omongannya masih melantur," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan polisi telah melakukan pemanggilan terhadap keluarga Isnen.

Kedatangan keluarga yakni untuk menemani tersangka selama proses penyidikan demi kelancaran pemeriksaan.

"Kami sudah menghubungi keluarganya untuk mendampingi, karena anak perlu pendampingan," kata Latif.

Pelaku menolak kehadiran sang kakak. 

Isnen mengaku tidak ingin didampingi oleh kakaknya.

"Perilaku anak ini agak temperamental.

Didampingi kakaknya tidak mau. Kami hubungi pihak keluarga, hanya kakaknya yang datang. Anak ini tidak diterima," jelas Latif.

Karena MI menolak kehadiran kakaknya, polisi bakal meminta bantuan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk pendampingan.

"Kalau dilihat pemeriksaan, tempramental ini anak. Dari KPAI juga akan kami mintai untuk bagaimana penanganan kasus ini agar segera terselesaikan," ujar Latif.

Meski terlihat tempramental, tes urine dan alkohol yang dilakukan terhadap MI menunjukkan hasil negatif

Sumber: Tribunnews

TUTUP
TUTUP