BeritakanID.com - Jumlah dari nominal korupsi yang dilakukan oleh Syahrul Yasin Limpo memang mengejutkan publik.
Pasalnya nilai Rp44,5 miliar hasil korupsi tersebut digunakan Syahrul Yasin Limpo untuk kebutuhan pribadi dan keluarganya.
Tak heran, terungkapnya aliran dana Syahrul Yasin Limpo membuat banyak orang geram dan kebakaran jenggot.
Salah satu yang juga ikut kesal dengan aksi korupsi Syahrul Yasin Limpo yakni Ferdinand Hutahaean.
Ferdinand Hutahaean yang dikenal sebagai seorang politikus dan aktif di meda sosial tersebut mengungkapkan kekesalannya terkait Syahrul Yasin Limpo.
Dikutip Kilat.com dari kanal YouTube Ferdinand Huatahean, menjelaskan bagaimana korupsi yang dilakukan Syahrul Yasin Limpo atau SYL membuka matanya pada permasalahan yang terjadi di negara ini.
"Persidangan Syahrul Yasin Limpo, mantan Menteri Pertanian yang kini menjadi pesakitan di kursi terdakwa atas tuduhan korupsi yang dituduhkan dan dikawakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi terhadap dirinya," ujarnya.
"Membuka mata kita akan apa yang terjadi sesungguhnya di republik ini," sambungnya.
Ferdinand Hutahaean menjelaskan bahwa keterangan dari Syahrul Yasin Limpo cukup mengejutkan untuk dirinya.
"Kita mendengar banyak keterangan-keterangan yang sebetulnya mengagetkan bagi kita terkait apa-apa yang dilakukan oleh Syahrul Yasin Limpo," jelasnya.
"Menggunakan uang negara untuk kepentingan pribadinya, bahkan untuk khitanan cucu, untuk pesan makanan di rumah, untuk hiburan segala macam," sambungnya.
Tak hanya itu, Ferdinand Hutahaean juga mengungkap rasa jijik pada Syahrul Yasin Limpo yang melakuan korupsi hanya untuk kepentingan pribadi.
"Syahrul Yasin Limpo menggerakan kekuasaannya untuk menggunakan uang yang ada di kementeriannya demi kepentingan pribadi," paparnya.
"Pertanyaan saya, bukan ingin menghujat. Sekarang tidak ingin hanya menghujat Syahrul Yasin Limpo, tapi sungguh memang saya ingin meludahi mukanya karena perlakuan ini bagi saya sangat menjijikan," sambungnya.
Bahkan Ferdinadn Hutahaean juga mempertanyakan terkait kasus korupsi lainnya yang mungkin dilakukan oleh pejabat negara.
"Tetapi ada yang lebih penting dari ini semua, pertanyaannya apakah kejadian ini hanya terjadi di Kementerian Pertanian waktu itu yang dipimpin oleh Syahrul Yasin Limpo," ungkapnya.
"Atau kejadian yangs ama terjadi di semua lembaga negara dilakukan oleh pejabat negara dari pusat hingga daerah?," pungkasnya.(*)
Sumber: kilat
