Profil Jaksa ICC Karim Khan, Pembela Perempuan dan Anak-anak

Profil Jaksa ICC Karim Khan, Pembela Perempuan dan Anak-anak

BeritakanID.com - 
Nama Karim Khan kembali mencuat setelah ia mengajukan surat penangkapan terhadap lima sosok yang dianggap terlibat dalam kejahatan perang di Gaza, Senin, 20 Mei 2024. Mereka adalah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kepala pertahanannya, dan tiga pemimpin Hamas.

Jaksa Mahkamah Pidana Internasional (ICC) ini mengatakan ia memiliki alasan yang masuk akal untuk meyakini bahwa kelima orang tersebut "memikul tanggung jawab pidana" atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Atas langkahnya ini, ia harus berhadapan dengan berbagai kecaman dari berbagai pihak, terutama dari Israel dan AS.

Pembela Perempuan dan Anak-anak


Karim Khan, seorang pengacara berusia 54 tahun, terkenal sebagai pengacara pembela internasional. Ia dipandang sebagai orang luar ICC yang ditunjuk untuk menduduki posisi puncak dalam pemungutan suara oleh negara-negara anggota mahkamah setelah melalui persaingan politik yang sengit.

Khan dan kantornya telah berada di bawah pengawasan ketat atas penyelidikannya terhadap konflik Israel Hamas, dengan tekanan politik yang mendorongnya untuk mengeluarkan pernyataan publik yang jarang terjadi pada awal bulan ini.

Khan mengatakan bahwa semua upaya untuk menghalangi, mengintimidasi, atau mempengaruhi pejabat ICC secara tidak benar harus segera dihentikan.

Khan telah sering melakukan perjalanan ke negara-negara di mana ICC melakukan penyelidikan. Dia menjadi jaksa ICC pertama yang mengunjungi zona perang aktif ketika dia mengunjungi Ukraina pada Maret 2021.

Pada Desember, Khan juga melakukan kunjungan penting ke Israel dan wilayah Palestina yang diduduki di Tepi Barat. Ini kunjungan pertama dilakukan oleh seorang jaksa penuntut ICC.

Lulusan King's College di London ini menekankan dedikasinya untuk mengejar para pelaku kejahatan seksual dan membela hak-hak anak.

Dia mengidentifikasi dirinya sebagai anggota Komunitas Muslim Ahmadiyah yang merupakan kelompok minoritas di Pakistan dan telah mengutip Al-Quran, kitab suci umat Islam, dalam beberapa pernyataan ICC.

Karier Tiga Dekade


Dalam karier hukumnya selama lebih dari tiga dekade, Khan telah bekerja di hampir semua pengadilan kriminal internasional dalam berbagai peran, baik dalam penuntutan, pembelaan, maupun sebagai pengacara bagi para korban.

Khan memulai karier hukum internasionalnya sebagai penasihat hukum untuk kantor jaksa penuntut umum untuk pengadilan kejahatan perang ad hoc Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk bekas Yugoslavia dan Rwanda antara 1997 dan 2001.

Giliran pertamanya menjadi pusat perhatian adalah sebagai pengacara utama untuk mantan presiden Liberia Charles Taylor yang diadili atas kejahatan perang di Pengadilan Khusus untuk Sierra Leone, yang berada di Den Haag untuk persidangan Taylor.

Pada hari pertama persidangan di 2007, Khan secara dramatis keluar dari ruang sidang untuk melawan perintah hakim setelah mengumumkan bahwa Charles Taylor telah memecatnya.

Khan kemudian menangani kasus-kasus ICC di Kenya, Sudan, dan Libya sebelum ditunjuk pada tahun 2018 sebagai kepala Unitad, tim PBB yang menyelidiki kejahatan ISIS di Irak.

Khan juga mengeluarkan surat perintah pada Maret 2023, untuk menangkap Putin dan ombudsman anak-anak Maria Lvova-Belova atas tuduhan kejahatan perang terkait penculikan anak-anak Ukraina. Kremlin menolak tuduhan tersebut.

REUTERS

TUTUP
TUTUP