Kunjungan Lima Tokoh NU ke Israel Tuai Kecaman, Pengamat Hukum Internasional: Mereka Sedang Dimanfaatkan

Kunjungan Lima Tokoh NU ke Israel Tuai Kecaman, Pengamat Hukum Internasional: Mereka Sedang Dimanfaatkan

BeritakanID.com - Pertemuan lima tokoh NU dengan Presiden Israel, Isaac Herzog saat ini masih menjadi bahan perbincangan publik.

Selain mendapatkan kecaman dan kritikan dari sejumlah tokoh agama, pertemuan lima cendekiawan NU dengan Presiden Israel, Isaac Herzog juga mendapatkan sorotan dari sejumlah pakar.

Baru-baru ini Pakar Hukum Internasional, Hikmahanto Juwana turut memberikan tanggapannya terkait kunjungan lima tokoh NU tersebut ke Israel dan menemui Presiden Isaac Herzog.

Hikmahanto mengatakan kunjungan lima tokoh ke Israel itu tidak berpengaruh pada sikap Pemerintah Indonesia terkait konflik Palestina - Israel.

"Kalo pengaruhnya terhadap Pemerintah Republik Indonesia itu tidak ada sama sekali," kata Hikmahanto seperti dikutip Kilat.com dari kanal YouTube TvOne News Selasa, 16 Juli 2024.

"Karena posisi Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan konstitusi, maka tidak seharusnya ada Negara yang masih dijajah," lanjutnya.

Hikmahanto menilai Indonesia tidak akan pernah mengakui keberadaan Israel sebagai sebuah Negara selagi Palestina belum memperoleh kemerdekaannya.

Hal itu telah tertuang pada konstitusi Indonesia.

Meski demikian, dirinya mengungkapkan tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel jika Palestina sudah mendapatkan kemerdekaannya.

"Selama Israel menjajah Palestina, maka selama itu Indonesia tidak akan pernah mengakui Israel sebagai sebuah Negara," ujarnya.
"Namun kalo Israel kalo sudah bisa menerima Palestina menjadi sebuah Negara barulah kita mungkin akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel," sambungnya.

Atas dasar itu kunjungan kelima tokoh NU ke Israel tersebut kata Hikmahanto, tidak merepresentasikan Pemerintah Indonesia.

"Terlepas dari afiliasinya apa pergi ke Israel, ini tidak merepresentasi Negara Republik Indonesia," ucapnya.

Dirinya menduga tujuan lima tokoh NU tersebut ke Israel bermaksud memberikan pesan kepada publik yakni mengatasi konflik Palestina lewat jalur dialog.

"Mungkin mereka mengatakan bahwa 'kami hanya Warga Negara Biasa yang kemudian diterima oleh Presiden Israel dan kami hendak meyakinkan kepada Presiden Israel bahwa serangan ke Gaza itu tidak tepat, serangan yang dilakukan terlalu lama' mungkin mereka akan memberikan alasan seperti itu," sebutnya.

Namun dirinya menilai lima tokoh NU tersebut justru dimanfaatkan oleh Pemerintah Israel.

Di mana Israel menjadikan legitimasi lima tokoh yang berkunjung tersebut sebagai dukungan NU, organisasi muslim terbesar di Indonesia dalam perangnya dengan Palestina.

"Tapi menurut saya justru mereka dimanfaatkan oleh Pemerintah Israel, dengan mengatakan bahwa 'ini ada lima orang yang terafiliasi' nah mereka (Israel red.) akan bawa-bawa nama NU, sebuah organisasi besar muslim di Indonesia," jelasnya.

"Israel sekarang punya legitimasi bahwa seolah-olah dia dibenarkan di tindakan ini," tuturnya.(*)

Sumber: kilat

TUTUP
TUTUP