PDIP Mestinya Tak Usung Ahok karena Bakal Kalah, Lebih Baik Duetkan Kader Lain dengan Anies

PDIP Mestinya Tak Usung Ahok karena Bakal Kalah, Lebih Baik Duetkan Kader Lain dengan Anies

BeritakanID.com - PDI Perjuangan mestinya tidak menjadikan hasil survei Litbang Kompas sebagai bahan pertimbangan untuk mengusung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai calon gubernur pada Pilgub Jakarta 2024 ini. Justru hasil sigi itu mestinya memperkuat opsi PDIP sebelumnya, yaitu mendukung Anies Baswedan dengan menempatkan kadernya sebagai calon wakil gubernur.

Adapun hasil survei Litbang Kompas pada 15-20 Juni 2024 terkait Pilgub Jakarta 2024 yang dirilis Selasa kemarin, 17 Juli 2024, menempatkan elektabilitas Anies di posisi teratas dengan 29,28 persen, jauh meninggalkan nama-nama lain seperti Ahok 20,0 persen dan Ridwan Kamil 8,5 persen.

“Masyarakat Jakarta itu kritis dalam memilih pemimpin. Survei Litbang Kompas itu Anies berkisar 30 persen. Artinya sudah susah mengerjarnya, siapa pun yang mau melawan Anies. Kalaupun Ahok dipaksakan bertanding melawan Anies, tidak akan naik lagi surveinya itu,” jelas aktivis senior Guntur Siregar kepada KBA News Kamis, 18 Juli 2024.

Menurutnya, dalam menghadapi Pilgub Jakarta 2024 ini, sebaiknya PDIP berkoalisi dengan PKS dengan mengajukan kadernya yang lain sebagai cawagub. Seperti anggota DPR RI Charles Honoris, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, atau Jenderal (Purn) Andika Perkasa kalau memang mantan Panglima TNI itu bersedia.

Sementara sosok cagubnya, dia melanjutkan, adalah Anies setelah bakal cagub petahana itu masuk menjadi kader PKS seperti yang disyaratkan partai dakwah tersebut sebelum mendeklarasikan pasangan Anies-Sohibul Iman. “(Anies) jadi kader PKS atau Sohibul jadi cawagub,” ungkapnya terkait dua opsi yang diberikan PKS kepada Anies sebelumnya jika hendak diusung sebagai calon gubernur.

Dia menilai koalisi PKS dan PDIP ini sangat tepat dan semakin memperbesar potensi untuk memenangkan kontestasi. Di samping memiliki figur calon yang kuat, juga disokong dua partai yang sama-sama memiliki kader militan di lapangan sehingga bisa menguasai Jakarta. Terbukti pada Pemilu 2024 lalu PKS keluar sebagai juara 1 dan PDIP juara 2 di Jakarta.

“Komplet suara utuh di Jakarta. Suara Anies dan PKS kuat di Jakarta Timur, Pusat dan Selatan, diisi oleh suara PDIP di Jakarta Barat dan Utara,” sambung mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jakarta Raya, organisasi mahasiswa yang kerap diidentikan dengan PDIP ini.

Koalisi PKS dan PDIP ini juga, katanya menambahkan, sudah memenuhi persyaratan untuk bisa mengusung pasangan cagub-cawagub seandainya pun NasDem dan PKB, yang sebelumnya juga memberikan sinyal kuat mendukung Anies, urung bergabung dalam koalisi tersebut.

“Kalau itu yang terjadi, cantik main PDIP dan PKS,” demikian Guntur Siregar yang sebelumnya pernah menjabat Sekjen Projo, relawan pendukung Presiden Joko Widodo ini.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, hasil survei Litbang Kompas itu membuat PDIP untuk mempertimbangkan mengusung Ahok, yang kini menjabat Ketua DPP PDIP Bidang Perekonomian.

Ketua DPP PDIP Bidang Sumber Daya Said Abdullah menilai rematch Anies vs Ahok ini akan membuat Pilgub Jakarta 2024 seru. Pihaknya pun yakin Ahok akan bisa mengalahkan Anies Baswedan. “Maka Ahok menurut saya, karena tingkat elektabilitasnya sangat mengejutkan, itu potensial bisa mengalahkan Anies,” ujarnya.

Meskipun dia menjelaskan wacana pencalonan Ahok di Jakarta ini masih menunggu keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dia menyebut keputusan itu akan diambil dalam rapat DPP PDIP bersama Megawati. 

Sumber: kba

TUTUP
TUTUP