BeritakanID.com - Praktik bullying atau perundungan dalam pendidikan kedokteran kini tengah menjadi sorotan termasuk oleh seorang dokter spesialis bernama Andi Khomeini Takdir.
Dokter spesialis ini mengungkap keprihatinannya dengan sistem pendidikan kedokteran di Indonesia yang sudah lama bermasalah.
Bahkan, tidak hanya masalah perundungan yang ada pada sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, tetapi juga terdapat praktik perbudakan.
Masalah yang kompleks tersebut tidak jarang menimbulkan depresi terhadap sejumlah tenaga kesehatan.
"Ada dokter junior curhat. Kerja di jejaring klinik tertentu. Capek banget dari pagi sampai malam. Mau resign tapi ada ancaman denda 1-2 miliar," ungkap @dr_koko28, dikutip Kilat.com pada Senin, 19 Agustus 2024.
Ia kemudian mengatakan adanya dampak buruk dari sistem kerja tersebut.
"Sejawatnya bahkan sampai ada yang depresi. Tetap dikejar oleh manajemen perusahaan klinik itu. Awalnya manis. Dibujuk rayu. Ternyata jadikan dokter-dokter itu sebagai budak mereka," sambungnya.
Andi kemudian menjabarkan sejumlah praktik perbudakan yang ada pada dunia kedokteran Indonesia.
Bentuk perbudakan tersebut mulai dari membayar hotel hingga antar jemput baju laundry,
Adanya sistem yang tidak wajar itu membuat dunia kedokteran Indonesia lambat berkembang.
"Yang menghambat majunya dunia kesehatan Indonesia itu ya satu dari beberapa faktor adalah para pembully," katanya.
"Pelayanan kesehatan jadi terhambat merata dan melaju karena adanya orang-orang yang gak rela berbagi lapak. Gak mau orang lain maju. Gak boleh wilayah kekuasaan dia dimasuki oleh orang lain. Padahal pasien-pasien juga gak tertangani sama mereka-mereka itu," paparnya.
Pengakuan dokter itu pun membuat publik ikut prihatin.
"Inilah pembullyan sesungguhnya di dunia kerja bidang kesehatan selain telatnya gaji/honor/insentif/jasmed/jaspel," tanya @FaizalPKali***.
"Dikirain jadi dokter itu enak," ujar @Minnie_i***. (*)
Sumber: kilat