BeritakanID.com - Salah satu sekolah swasta di Surabaya, Jawa Timur, terlibat perseteruan dengan warga setempat karena menolak kenaikan iuran penggunaan jalan yang diminta oleh pihak RW.
Akses jalan ke sekolah tersebut pun ditutup oleh warga, yang menyebabkan kemacetan dan mengganggu kegiatan belajar mengajar. Perseteruan ini viral di media sosial, salah satunya diunggah akun @B3doel___ di X.
"Akses Sekolah Ditutup Warga gara-gara SMP Swasta Tolak Iuran Rp140 Juta Per Bulan ke RW. Sekelas RW aja punglinya bukan main .. 🥹," tulis akun tersebut sembari membagikan video peristiwa, dikutip Jumat (2/8/2024).
Dalam video yang beredar, tampak pihak sekolah menjelaskan kepada Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, tentang warga yang menutup satu-satunya akses jalan untuk guru dan murid. Kemudian, perwakilan warga menjelaskan, keberadaan sekolah tersebut membuat kemacetan.
Selain itu, pengelola SMP itu enggan menaikkan iuran yang diminta para RW.
Mengenai hal itu, Armuji mengatakan, permasalahan tersebut bermula saat pihak SMP di Jalan Manyar Tirtomulyo, Mulyorejo, melaporkan terkait iuran warga setempat.
Pihak sekolah merasa keberatan karena harus membayar iuran masing-masing Rp 35 juta ke empat RW yang ada di dekat bangunan. Sebab, uang dengan total Rp 140 juta tersebut dinilai terlalu besar.
Adapun pihak RW menyebut bahwa kenaikan iuran tersebut untuk membayar para satpam yang berjaga di sekitar perumahan. Total ada sekitar 30 orang yang dipekerjakan sebagai tenaga sekuriti.
Selanjutnya, Armuji mendatangi lokasi tersebut untuk mendapatkan penjelasan dari pihak masing-masing. Dia menyimpulkan, kemacetan di sekitar sekolah hanya alasan untuk menaikkan iuran.
Warganet di media sosial pun ramai membahas cuitan dan video tersebut.
"Iuran 35 juta x 4 = 140jt. Katanya buat bayar satpam perumahan yg jumlahnya 30 orang. Pas diaudit ternyata gajinya seorang 2,5jt. 2,5jt x 30 = 70jt. gurih bener sebulan sisa 70jt 😆," ujar warganet menghitung hasil audit.
"Pemalakan sesama pribumi itu sudah terjadi di jaman Belanda, catat bukan Belanda yg mewariskan," balas lainnya.
"Bukannya mendukung pendidikan di sekitar malah menarik iuran yang nominalnya fantastis, nanti kalau sekolah narik iuran ke siswa pasti dipermasalahkan. Padahal bukan tanah pribadi yang dijadikan jalan malah narik iuran dengan alasan uang keamanan. Edannnnn,………," kritik lainnya.
Sumber: fajar