BeritakanID.com - Pengamat IT, Alfons Tanujaya, berbagi pandangan terkait kebocoran data pribadi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi oleh geng hacker baru-baru ini.
Menurut Alfons, kebocoran data pribadi Menkominfo sangat disayangkan, terutama karena insiden ini menambah panjang daftar serangan siber terhadap pejabat tinggi negara.
Namun, di sisi lain, Alfons juga melihat hal positif dari kejadian ini. Menurutnya, insiden kebocoran data ini bisa menjadi momentum bagi para pejabat untuk lebih memahami apa yang dialami masyarakat umum yang turut menjadi korban kebocoran data.
"Data yang diungkapkan tampaknya berasal dari kebocoran data yang terjadi sebelumnya," kata Alfons yang dikutip dari Inilah.com, Kamis (19/9/2024).
"Namun, ini bisa menjadi hal positif, pejabat negara jadi bisa ikut merasakan penderitaan masyarakat akibat kebocoran data karena pengelolaan data yang tidak aman," sambung Alfons.
Peretas yang mengaku sebagai bagian dari grup 'Anonymous & AnonGhost Indonesia' mengklaim telah membocorkan data pribadi milik Budi Arie, termasuk Nomor Induk Kependudukan (NIK), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), hingga nomor BPJS.
Tak hanya itu, peretas juga menyatakan bahwa mereka akan mengawasi tindakan Budi Arie dan mengklaim bahwa "rahasia" Menkominfo itu sudah tidak lagi aman.
"Namun, 'rahasia' yang dimaksud tampaknya hanya sebatas data yang bocor. Kesan yang ditinggalkan hacker ini sangat bombastis," jelas Alfons.
Selain membocorkan data pribadi Budi Arie, peretas juga menyinggung keterlibatan sang Menteri dalam berbagai isu kontroversial, termasuk tuduhan terlibat dalam jaringan perjudian online.
Menurut Alfons, tuduhan yang dilontarkan oleh peretas sudah masuk dalam kategori serius, sehingga perlu dibuktikan lebih lanjut demi memastikan kebenaran informasi yang beredar dan mencegah spekulasi yang dapat memperburuk situasi.
"Tuduhan keterlibatan dalam perjudian online, situs ilegal, dan situs poker adalah tuduhan serius yang harus dibuktikan. Jangan hanya asal tuduh," kata Alfons.
Rangkaian insiden kebocoran data yang melibatkan pejabat tinggi negara seperti Budi Arie, termasuk kebocoran data NPWP jutaan orang, semakin memperlihatkan lemahnya sistem keamanan siber di Indonesia.
Meskipun belum ada laporan mengenai kerugian finansial, kebocoran data pribadi pejabat negara jelas mencoreng reputasi Indonesia di mata dunia.
Sumber: inilah