BeritakanID.com - Hubungan keluarga Keraton Solo kembali memanas.
Sengketa antarkeluarga keraton Solo berujung insiden gesekan berakhir dengan saling dorong. Insiden saling dorong antara keluarga keraton Solo terjadi saat tradisi Hajad Dalem Grebeg Paraden Gamelan Sekaten yang digelar pada Senin, 9 September 2024.
Video keributan antara keluarga keraton Kasunanan Solo viral seperti yang terlihat dibagikan akun solo info.
"Insiden kericuhan tersebut terjadi di Halaman Masjid Agung Solo yang menjadi lokasi peletakan gamelan Sekaten Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari," dikutip Kilat.com pada Selasa, 10 September 2024.
Hingga artikel ini dibuat, belum tahu pasti penyebab kericuhan keluarga keraton Solo terjadi. Kendati begitu, insiden tersebut membuat pilu mengingat keluarga keraton Solo belum lama berdamai.
Perdamaian antara anggota keluarga keraton Solo ditandai dengan eksekusi pembukaan pintu utama Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo pada Kamis, 8 September 2024 lalu.
Sebagaimana diwartakan Kilat.com sebelumnya, eksekusi pembukaan pintu dilakukan berdasarkan pada putusan Mahkamah Agung (MA) sesuai perintah Undang-undang. Dalam putusan tersebut, tergugat diperintahkan membuka pintu utama Kori Kamandungan agar memungkinkan pelaksanaan upacara adat, kegiatan kebudayaan, pendidikan, penelitian, serta kunjungan wisata di keraton.
Eksekusi merupakan tindak lanjut dari gugatan yang diajukan oleh BRA Salindri Kusumo DA, BRM Parikesit Suryo Roseno, BRAJ Lungayu, BRM Yudhistira Rachmat Saputro, dan BRM Bambang Suryo Tjahjono Syailendra terhadap Raja Keraton Sinuhun PB XIII, Kemendari, dan Kanjeng Gusti Panembahan Agung Tedjowulan terkait penutupan pintu utama keraton yang telah berlangsung selama setahun.
Kini, percekcokan yang kembali terlihat di tengah keluarga keraton Solo menjadi sorotan publik. Tidak sedikit netizen menyayangkan peristiwa yang viral di media sosial tersebut.
"Seperti ini apa tidak diketawai keraton Jogja," tulis firnand***.
"Masak harus panggil mass Gibran lagi, angel2," ujar rizkygoenardi***.
"Bubarkan saja kratonnya, katanya keraton trah Jawa kok tidak mencerminkan budaya orang Jawa, bahkan budaya orang Solo yang halus sudah tidak terlihat sama sekali," ungkap hadizzam***. (*)
Sumber: kilat