BeritakanID.com - Kesyahidan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar telah membongkar praktik busuk dan keji propaganda yang dijalankan entitas zionis yang ingin mengelabui dunia dengan mengatakan bahwa sang Mujahid Yahya Sinwar bersembunyi di bawah terowongan dikelilingi para sandera sebagai perisai manusia.
Klaim Israel tersebut jelas palsu dan merupakan sebuah kebohongan besar karena pada faktanya Sinwar tidak berada bersama sandera, dan juga tidak berlindung di antara warga sipil Palestina.
Sebaliknya Yahya Sinwar selama perang berkecamuk aktif berperang di garis depan bersama para pejuang Hamas lainnya melawan tentara zionis mempertahankan tanah airnya demi membebaskan Palestina dari penindasan penjajah Israel.
Saat-saat terakhir Yahya Sinwar menemukan "hadiah" kesyahidannya, membuktikan ia masih mengenakan rompi militer dan memanggul senjata melawan pasukan Israel di Rafah, Gaza.
Mustafa Barghouti, sekretaris jenderal Inisiatif Nasional Palestina, mengatakan perdana menteri Israel ingin gambaran kemenangan tetapi Sinwar, pada akhir hidupnya memberikan dunia gambaran kegagalan Netanyahu.
“Semua kebohongan yang dikatakan Israel tentang Sinwar terungkap, bahwa ia bersembunyi di balik warga sipil, menganggap mereka sebagai perisai manusia, terbukti bohong. Kebohongan yang dia sembunyikan di balik tawanan Israel juga terbukti merupakan kebohongan, dan klaim bahwa dia melarikan diri dan bersembunyi di terowongan terungkap," kata Barghouti kepada Aljazeera, mencatat bahwa Sinwar berada di Rafah melawan tentara Israel.
“Sinwar mengungkapkan betapa salahnya propaganda Israel bukan hanya tentang dia tetapi secara umum situasi,” ia menambahkan.
Koresponden urusan Palestina dan analis untuk Kan 11 Israel, Elior Levy, mengomentari rekaman drone yang menunjukkan saat-saat terakhir pemimpin Hamas Yahya Sinwar sebelum dia terbunuh.
Dia mengatakan dalam sebuah unggahan di X bahwa Sinwar akan dianggap sebagai seorang pria yang berjuang sampai saat-saat terakhir.
Dia juga menambahkan bahwa, "Kita - sebagai orang Israel - mengalami kesulitan memahami Hamas."
Masjid-masjid Kota Jenin di Tepi Barat berkabung atas kemartiran Yahya Sinwar yang oleh Israel dianggap sebagai dalang pada peristiwa 7 Oktober yang dikenal dengan Operasi Banjir Al-Aqsa yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel.
Sejak saat itu Jalur Gaza telah mejadi target kehancuran yang parah karena invasi darat, udara dan laut pasukan Israel dengan korban jiwa di pihak Palestina mencapai 42 ribu orang sebagian besar adalah anak-anak dan wanita.
Kronologi
Jenazah Yahya Sinwar dikenali terbunuh setelah pasukan infantry Israel bertemu dengan tiga militan di dekat sebuah gedung di Gaza dan mereka terlibat bentrok senjata, kata sebuah sumber itu.
Setelah pertempuran berakhir, pasukan menemukan tubuh yang menyerupai Sinwar dan memperingatkan para komandan senior.
Militer dan dinas intelijen Israel sejak itu telah bekerja untuk mengidentifikasi apakah tubuh itu memang milik Sinwar melalui analisis DNA, kata sumber tersebut.
Namun Israel telah mengklaim pria yang terbunuh dalam bentrok senjata itu adalah benar Yahya Sinwar.
Hamas telah mengonfirmasi Yahya Sinwar telah mati syahid.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, “Ini bukan akhir perang di Gaza”, setelah mengklaim Sinwar terbunuh.
Sumber: tribunnews