BeritakanID.com - Haikal Hassan alias Babe Haikal menjadi salah satu tokoh yang diundang ke kediaman Prabowo Subianto pada Selasa (15/10/2024).
Kehadiran Babe Haikal itu sontak memunculkan dugaan jika ia akan memperoleh jabatan di kabinet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Terkait dugaan tersebut, Babe Haikal mengaku mendapatkan arahan dari Prabowo Subianto untuk membangun Indonesia tanpa hoaks.
"Kita bangun Indonesia yang lebih baik, tanpa hoaks, tanpa potongan-potongan yang membuat suasana kita semakin enggak enak," tutur Babe Haikal.
"Intinya, saya mohon dukungan dan doa. Mari kita tengok ke depan saja," tadasnya.
Kabar Babe Haikal akan memperoleh jabatan di pemerintahan Prabowo Subianto ini tak luput dari komentar miring dari netizen, terutama di media sosial X.
Netizen menyinggung pernyataan lawas Babe Haikal yang mengaku akan menjadi oposisi sampai mati. Netizen pun menyebut ulama tersebut menjadi Ngabalin Jilid 2.
Diketahui, Ali Mochtar Ngabalin merupakan mantan KSP di era Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Sebelum masuk ke pemerintahan, ia pernah mengkritik habis Jokowi.
"Titisan Ngabalin," kata warganet.
"Ngabalin jilid dua," imbuh warganet.
"Penggangi Ngabalin," timpal warganet lain.
Lantas, bagaimana rekam jejak Babe Haikal?
Babe Haikal memiliki nama asli Ahmad Haikal Hassan. Ia lahir di Jakarta pada 21 Oktober 1968, sehingga saat ini usianya sudah genap 55 tahun.
Babe Haikal mulai dikenal oleh publik usai ia menjadi panitia dalam Aksi 212. Ia kemudian ditunjuk menjadi tim kampanye Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
Ulama yang memiliki ciri khas logat Batak itu dahulu didapuk menjadi juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Dikenal sebagai ulama sekaligus aktivis, Babe Haikal kini terpantau kerap tampil di acara televisi, salah satunya Indonesia Lawyers Club (ILC) sebagai pembicara.
Bicara soal pendidikan, Babe Haikal diketahui pernah berkuliah S-1 Jurusan Teknik Informatika di Universitas Budi Luhur.
Ia lantas lanjut mengambil S-2 Jurusan Teknik Informatika di Australia. Namun, belum juga lulus, ia memilih menyelesaikan S-2 Jurusan Teknik Industri di ITB.
Sumber: suara