Keterlibatan Keponakan Megawati di Kasus Judol atas Rekomendasi Tony Tomang


BeritakanID.com - Mantan Komisaris BUMN PT HIN Zulkarnaen Apriliantony alias Tony Tomang (T) merupakan orang yang merekrut Adhi Kismanto (AK) dan keponakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Alwin Jabarti Kiemas (AJ) sebagai sebagai staf ahli Kementerian Komuniaksi dan Digital (Komdigi).

"Satu orang berperan merekrut dan mengkoordinir para tersangka, khususnya tersangka M alias A, AK dan AJ," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto, di Polda Metro Jaya, Senin (25/11/2024).

Adapun, Adhi Kismanto dan Alwi Jabarti berperan memfilter dan memverifikasi website judi online agar tidak diblokir oleh pemerintah.

"Sehingga mereka memiliki kewenangan menjaga dan melakukan pemblokiran website judi," kata dia.

Sementara itu, Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan Zulkarnaen alias Tonny telah ditangkap dan ditetapkan tersangka.

"Iya iya (jadi tersangka)," ucap Wira singkat.

Sebagai informasi, Zulkarnaen Apriliantony juga merupakan tim pemenangan Pilkada dari Partai PDI Perjuangan (PDIP) yang bakal di gelar pada November 2024. Zulkarnaen atau Tony Tomang terdaftar sebagai tim konten dan media sosial.

Adapun pembentukan tim tersebut diinisiasi oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Tim tersebut diumumkan pada hari kedua Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDIP di Ancol, Jakarta Utara mulai 24-26 Mei.

Kembali ke persoalan judol di Komdigi. Tony Tomang ini diduga punya hubungan dengan tersangka AK, sang pengendali pemblokiran situs judol di Komdigi. Sosok AK diduga adalah Adhi Kismanto alias Fallen. Kabarnya dia bisa lolos seleksi karena disponsori Tony Tomang. Disinyalir Tony Tomang orang dekat Budi Arie.

Kabarnya, Tony Tomang yang memasukkan Adhi Kismanto alias Fallen ke Komdigi. Dia juga yang main 'belakang' mengenalkan Fallen langsung ke Budi Arie agar diterima di Komdigi.

Karena kebisaannya di bidang IT itulah, Adhi Kismanto dipakai oleh Budi Arie untuk mengelola mesin atau software crawling web-web judi online di Kominfo, sesuai dengan tujuan awal Tony Tomang. Dengan masuknya Fallen ke dalam sistem, membuat Tony Tomang bisa mengontrol hasil crawling situs judi online itu.

Penangkapan belasan pegawai Kemkomdigi kini menyasar Budi Arie, selaku bekas menteri yang memimpin lembaga yang dulunya bernama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Sebab, kasus penyalahgunaan wewenang ini berada di bawah kepemimpinannya.

Budi Arie Akui Rekrut AK atas Rekomendasi Tony Tomang

Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi akhirnya angkat bicara soal kasus judi online atau judol yang dikendalikan belasan pegawai di Komdigi, yang menyeret-nyeret namanya beberapa waktu belakangan ini.

"(Saya) justru menjadi korban pengkhianatan yang dilakukan (oknum) pegawai Komdigi," ujarnya saat dihubungi wartawan di Jakarta, Minggu (10/11/2024).

Namun Budi mengakui bahwa dirinya memang merekrut Adhi Kismanto (AK) atas rekomendasi sosok berinisial T. Sosok ini diduga adalah Zulkarnaen Apriliantony atau Tony Tomang, eks komisaris BUMN PT HIN.

Dugaan ini diperkuat dengan pengakuan Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra soal penangkapan dan penetapan tersangka Zulkarnaen Apriliantony, pada Selasa (5/11/2024) lalu.

Budi Arie pun bercerita bagaimana proses perekrutan AK. Mulanya pada 17 Juli 2023 Kominfo yang sekarang disebut Komdigi mengalami kekurangan kuantitas dan kualitas sumber daya untuk memberantas judi online. Kemudian, pada masa perekrutan di bawah Direktorat Pengendalian, sosok T muncul menawarkan beberapa orang yang disebut sebagai hacker-hacker muda.

"Muncul AK melalui T sebagai salah satu tenaga muda anti judol. Saudara AK memperlihatkan kemampuan sistem dan mesinnya bisa men-take down 50.000 sampai 100.000 (situs) per hari. Sebenarnya ada beberapa nama lagi yang masuk tapi belakangan mereka mundur," ujar Budi.

Lebih lanjut, atas usulan T Budi Arie menerima sosok AK yang pro memberantas judi online. Meskipun begitu, dirinya sempat merasa kesulitan lantaran AK hanya lulusan SMK.

"Memutuskan untuk  AK diterima karena yang bersangkutan mengklaim punya skill IT mumpuni, di mana dalam dunia IT, sudah umum bahwa ijazah terkadang bukan menjadi hal yang utama," kata dia.

Budi Arie menegaskan, bahwa tenaga pengawasan dan penindakan (take down) bekerja serta diawasi di bawah Direktorat Pengendalian, bukan di bawah menteri. Belakangan, T dan AK justru bekerja di kantor satelit Bekasi untuk melindungi lebih dari 1.000  situs judi online dari take down Komdigi.

"T pun ternyata " bermain" tanpa sepengetahuan Direktur, Dirjen Aptika apalagi Menteri. Perintah untuk menumpas judol tidak dilaksanakan, malah mereka tergoda bersekongkol dengan bandar judol," ujar dia.

Sumber: inilah

TUTUP
TUTUP