Hacker Bjorka Tantang Pemerintah Indonesia, Umumkan di Telegram: Saya Masih Menunggu Digerebek

Hacker Bjorka Tantang Pemerintah Indonesia, Umumkan di Telegram: Saya Masih Menunggu Digerebek

BeritakanID.com - Saling lempar komentar antara hacker Bjorka dengan pemerintahan Indonesia kian sengit di lini masa.

Bukannya menciut dengan balasan dari berbagai pemangku kuasa yang ditujukan padanya, Bjorka justru mengaku sedang menunggu penangkapan atasnya.

"Saya masih menunggu untuk digerebek Pemerintah Indonesia,” ucap dia, melalui grup Telegram-nya yang beredar di Twitter.

Elu-elu dan dukungan dari rakyat untuk Bjorka seakan bersambut, peretas tersebut semakin gencar mempermainkan pemerintah tanah air dengan kemampuannya.

Untuk diketahui, Bjorka bukanlah nama baru di kalangan warganet Indonesia. Sejak dua tahun terakhir dia sering bermain-main dengan data krusial publik di negara ini.

Akun Dark Tracer secara berkala memetakan kebocoran data ulah Bjorka, diantaranya data 26 juta pelanggan IndiHome, hingga 105 juta data rakyat bersumber dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Bjorka semakin populer setelah terlibat adu komentar dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo).

Dia gamblang menyebut institusi tersebut bodoh lantaran dengan naifnya menyuruh hacker berhenti meretas.

Singkatnya, Bjorka naik daun usai mengirimkan pesan balasan menohok untuk Kominfo di BreachForums, pada 6 September 2022, yang berbunyi “Berhentilah jadi idiot.”

Aksi Bjorkan akhirnya membuat sejumlah pejabat negara geram hingga naik pitam.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, misalnya. Dia menyebut Bjorka berlaku buruk dan melanggar sejumlah aturan.

Selain melakukan pelanggaran dengan membocorkan data, Menkominfo itu juga mengaku tak habis pikir mengapa rakyat mengelu-elukan Bjorka bak pahlawan.

Seakan tak cukup dengan serangan verbal, Kepala Sekretariat Presiden (Setpres), Heru Budi Hartono berniat membawa masalah ini ke jalur hukum.

Hal ini lantaran dia menyangkal seluruh klaim Bjorka, soal kebocoran data rahasia presiden dari Badan Intelijen Negara (BIN).

Dia menegaskan kabar tersebut palsu alias hoax dan pelaku penyebar informasi menurutnya layak dijerat UU Informasi dan Traksaksi Elektonik (ITE).

"Perlu saya tegaskan, itu sudah melanggar UU ITE. Saya rasa pihak penegak hukum akan memproses secara hukum dan mencari pelakunya," ujar Heru, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

Seolah tak gentar dengan berbagai ancaman, Bjorka justru menjadikan MyPertamina target peretasan berikutnya, untuk mendukung rakyat Indonesia terkait protes kenaikan harga BBM.

“Untuk mendukung rakyat yang sedang kesulitan menggelar demo di Indonesia akibat naiknya harga BBM, Saya akan membocorkan database MyPertamina segera,” ucap Bjorka, yang dibagikan akun Twitter @darktracer_int.***

Sumber: pikiran

TUTUP
TUTUP