Tepis Ahok, PKS: Anies dan Ganjar Justru Harus Koalisi di Putaran Kedua untuk Selamatkan Demokrasi

Tepis Ahok, PKS: Anies dan Ganjar Justru Harus Koalisi di Putaran Kedua untuk Selamatkan Demokrasi

BeritakanID.com - PKS menilai sangat mungkin kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud berkoalisi di putaran kedua Pilpres 2024. Bahkan kedua pihak dinilai harus berjalan bersama demi tujuan yang lebih besar, yaitu menyelamatkan dan meningkatkan kualitas demokrasi.

Demikian disampaikan politikus senior PKS Andy Azisi Amin menanggapi pertanyaan politikus PDIP Basuki T. Purnama yang belakangan gencar menyebut tidak mungkin kedua kubu itu berkoalisi di putaran kedua dengan berbagai alasan.

Andy awalnya berbicara tentang ketidakmungkinan Pilpres 2024 akan berlangsung 1 putaran. Hal ini merujuk temuan banyak survei. Misalnya, hasil sigi Polmark Indonesia pimpinan Eep Saefulloh Fatah pada 14-25 Januari 2024 lalu bahwa suara pasangan Prabowo-Gibran tidak sampai 40 persen.

Sementara syarat untuk menang 1 putaran harus mengantongi suara 50 persen plus 1.

“Ini menunjukkan bahwa ilusi saja itu menang satu putaran. Karena dia harus meningkatkan belasan persen. Meningkatkan 10 persen dari DPT (daftar pemilih) saja itu kurang lebih 21 juta (suara). Itu bukan angka kecil,” jelasnya kepada KBA News Senin, 12 Februari 2024.

Terlebih saat ini para guru besar dan akademisi dari berbagai kampus sudah tidak mau diam lagi melihat bagaimana sendi-sendi demokrasi dihancurkan. Mereka pun bersuara dan mengkritik penyelenggaran pemilu karena jauh dari asas pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil atau (luber jurdil).

Demikian pula mahasiswa juga sudah bergerak menolak-nolak berbagai praktik kecurangan dalam gelaran pesta demokrasi 2024 ini. “Apalagi kemudian muncul film baru tentang kecurangan pemilu, Dirty Vote,” ungkap Ketua Ikatan Alumni UI 2016-2019 ini.

Menurutnya hal ini akan semakin menyadarkan masyarakat. Sehingga hampir tidak mungkin pasangan Prabowo-Gibran mendapat tambahan suara lagi. “Jadi semakin menjauh dari 40 persen seperti dikatakan oleh Kang Eep Saefulloh Fatah. Jadi hanya berfantasi saja itu menang 1 putaran. Kecuali curang habis-habisan,” ucapnya.

Belum lagi temuan sejumlah lembaga survei yang menunjukkan suara pasangan kandidat masih imbang, bahkan ada yang menemukan Anies-Muhaimin unggul walaupun tipis. Seperti hasil survei Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan (LKSP) pada 1-8 Januari lalu.

LKSP menemukan elektabilitas Anies-Muhaimin 32,41 persen, Prabowo-Gibran 32,02 persen, Ganjar-Mahfud 19,52 persen, dan tidak tahu/tidak menjawab 16,05 persen. “Angka Kang Eep dan LKSP ini saling mendekat satu sama lain,” katanya menekankan.

Karena hampir mustahil Pilpres 2024 berlangsung dua putaran, menurutnya, pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud harus berkoalisi pada putaran kedua. Dia pun menepis anggapan Ahok yang menyebut ketidakmungkinan koalisi itu terjadi.

Sebab menurut Andy, kedua kubu ini dipertemukan oleh konsen yang sama.

“Yaitu, ada kepentingan yang jauh lebih besar, menyelamatkan demokrasi, mengembalikan demokrasi kepada rel sebenarnya, dan meningkatkan kualitas demokrasi,” ungkap politikus yang menyelesaikan S2 Ilmu Ekonomi di University of Illinois Urbana-Champaign, Amerika Serikat ini.

Apalagi, dia menyebut, di tengah masyarakat saat ini juga sudah muncul Gerakan 4 Jari yang menyimbolkan pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud bersatu. Karena masyarakat sudah sampai pada titik asal bukan Prabowo-Gibran melihat berbagai kecurangan proses pilpres yang dianggap menguntungkan pasangan tersebut.

Dia juga menepis anggapan PKS yang mendukung Anies-Muhaimin tidak mungkin berkoalisi dengan PDIP yang mengusung Ganjar-Mahfud. Pendiri Gerakan Konsumen Jadi Produsen (GKJP) ini menjelaskan kedua partai ini punya pengalaman berkoalisi di sejumlah pilkada di berbagai daerah.

“Dan, PDIP, PKS juga punya satu sifat yang sama dalam hal, di dalam pemerintahan oke, di luar pemerintahan sebagai oposisi juga oke. Karena dua posisi itu sama-sama terhormat dan dibutuhkan dalam demokrasi. Nah, sekarang ada kepentingan bersama untuk menyelamatkan demokrasi,” tandasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dalam acara Dialog Kebangsaan di Gereja Hermon, Kota Kupang pada Rabu, 7 Februari 2024 lalu, Ahok menepis kemungkinan Anies-Muhaimin dan Ganjar Mahfud akan berkoalisi di putaran kedua.

Dia menegaskan PDIP hanya akan mendukung kader sendiri. Dia menyebut Ganjar-Mahfud akan maju di putaran kedua. Jika Ganjar kalah, pilihan PDIP adalah menjadi oposisi.

Sementara saat berbicara dalam dialog bertajuk “Ahok Is Back” pada keesokan harinya, Kamis, 8 Februari 2024 di Jakarta Selatan, Gubernur DKI Jakarta ini juga berbicara hal senada. Terutama saat menjawab menjawab pertanyaan seorang peserta.

“Ketika kemudian Ganjar-Mahfud juga lolos atau sebaliknya, apakah Pak Ahok siap berkolaborasi, bergandengan tangan bersama lawan politik bapak, Anies Baswedan, Habib Rizieq (eks pentolan FPI) PKS dan lain sebagainya?” tanya seorang peserta.

Ahok awalnya berkata partainya tidak mungkin mendukung capres yang tidak pernah mau menjalankan nawacita. “Yang kedua, partai PDIP tidak pernah memanfaatkan siapa pun untuk berkuasa,” kata Ahok, yang sebelumnya aktif Partai Golkar dan Gerindra ini.

Kemudian, dia menyinggung pernyataan Gamawan Fauzi saat menjadi Menteri Dalam Negeri beberapa tahun silam yang pernah meminta kepala daerah bekerja sama dengan Front Pembela Islam (FPI).

Selain dirinya yang sejak awal menentang FPI, Ganjar Pranowo juga ketika menjabat Gubernur Jawa Tengah pun tidak mau mengikuti imbauan Gamawan tersebut.

Sikap itu, kata Ahok, karena PDIP tidak mungkin bekerja sama dengan siapa pun yang ingin mengganti ideologi Pancasila. “Kenapa? Karena kami terlatih sebagai kader yang nasionalis, tidak mungkin bekerja sama dengan siapa pun yang mau mengganti ideologi pancasila,” tegasnya.

Usai acara, awak media kembali bertanya kepada Ahok soal peluang koalisi kubu Anies dan Ganjar ini. Namun, Ahok meminta pertanyaan itu ditanya ke petinggi partai. “Anda tanya sama partai. Saya tidak struktur di partai,” tandasnya.

Sumber: kbanews

TUTUP
TUTUP