BeritakanID.com - Ketua Umum KSPSI Moh Jumhur Hidayat geram terkait dituding menggunakan Peringatan Hari Tani Nasional (HTN) 24 September 2024, untuk kepentingan politik.
Jumhur mengatakan pihak yang menudingnya merendahkan gerakan tani.
"Mereka benar-benar intelektual sontoloyo dan merendahkan gerakan tani," kata Jumhur dalam pernyataan tertulisnya Minggu (22/9).
Jumhur menilai para intelektual itu bukan saja tidak pernah membaca buku atau literatur perjuangan tani Indonesia tapi juga tidak pernah baca berita.
Dari pemberitaan media, Jumhur meyakini sesungguhnya kaum tani dan gerakan tani Indonesia telah berkorban besar untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan.
"Gerakan tani Indonesia kecerdasannya jauh melampaui kecerdasan intelektual sontoloyo itu, karena semua kejadian susahnya mengakses lahan bahkan yang terjadi sebaliknya yaitu perampasan tanah, rendahnya harga pangan akibat impor, sulitnya pupuk dan sebagainya adalah buah dari keputusan politik kekuasaan," tegas Jumhur.
Karena itu, lanjut Jumhur, adalah wajar dan amat sangat bisa dipahami bila gerakan tani Indonesia ikut ambil bagian dari tema besar dari hampir semua elemen gerakan masyarakat sipil termasuk kaum intelektual kampus dan mahasiswa yaitu Adili Jokowi.
Sahabat Kaum Buruh
Lebih jauh Ketua Umum KSPSI itu mengemukakan, posisi gerakan buruh Indonesia saat ini sudah jauh lebih luas, yaitu membongkar akar masalah di hulu, yaitu sistem perekonomian yang pro kaum bermodal besar baik asing maupun domestik yang berselingkuh dengan kekuasaan.
Oleh sebab itu, Jumhur menjelaskan kelompok gerakan masyarakat sipil manapun yang berkomitmen mendobrak sistem perekonomian anti Pancasila adalah sahabat gerakan buruh Indonesia.
"Tentunya, yang masuk dalam kategori ini adalah kaum tani Indonesia, karena sama dengan kaum buruh, mereka merasakan langsung penderitaan akibat perselingkuhan antara oligarki dan kekuasaan," terang Jumhur.
Bahkan pada peringatan HTN 24 September lusa, menurut Junhur, gerakan kaum tani Indonesia baik langsung maupun tidak langsung mengajak kaum buruh ikut serta memperingati HTN itu.
"Ini artinya, baik gerakan buruh maupun gerakan tani dan bahkan gerakan masyarakat lainnya saling menguatkan dan saling mendukung satu sama lainnya," pungkas Jumhur.
Sebelumnya peneliti dan pengamat CIE Muhammad Chaerul sebagaimana dikutip sejumlah media menilai isu provokatif menuntut tangkap dan adili Jokowi yang digaungkan kelompok buruh pimpinan Jumhur Hidayat membuat peringatan HTN 2024 semakin jauh dari esensi perjuangan kesejahteraan petani.
"Yang diperjuangkan seharusnya menyentuh kebutuhan dasar petani, seperti akses terhadap lahan, harga pangan, dan kesejahteraan mereka," tukas Chairul
Sumber: Tribunnews