Sosok Ini Bongkar AKP Rustam Diduga Jual Senapan Serbu Terkuat ke OPM Tumbalkan Anak Buah Sendiri

Sosok Ini Bongkar AKP Rustam Diduga Jual Senapan Serbu Terkuat ke OPM Tumbalkan Anak Buah Sendiri

BeritakanID.com - Kasus yang menewaskan Bripda Diego Rumaropen hingga membuat Danki Brimob AKP Rustam dipecat tidak hormat kembali terangkat usai ada yang membahas senjata yang dimiliki Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Awalnya, akun @RandomWorldWar di X atau Twitter sedang membahas persenjataan yang dibawa atau dimiliki oleh OPM yang terus menyerang aparat TNI Polri yang bertugas di Papua.

Akun tersebut menjelaskan tentang teroris OPM yang membawa salah satu senapan serbu terkuat yakni Pindad SS2 V1 dan AK-101.

"Kelompok separatis/teroris OPM dengan senapan serbu Pindad SS2 V1 buatan Indonesia dan Kalashnikov AK-101 buatan Rusia, keduanya menggunakan peluru kaliber 5.56x45mm NATO, ada dua dari mereka juga membawa parang dan snub nose revolver pistol," tulis akun @randomworldwar dikutip kilat.com, Rabu 24 April 2024.

"Dua senapan serbu ini bisa didapatkan dengan dua cara, yaitu membelinya dari oknum TNI/Polri, atau merampasnya, mencurinya, dari personel yang mereka sergap di area konflik, kemungkinan terakhir ini yang paling besar," tambahnya.

Terlihat dalam postingan tersebut disematkan sebuah foto kelompok OPM pimpinan Prada Yotam Bugiangge yang kini mengkhianati negara dan menjadi seorang desertir TNI AD.

Yotam Bugiangge dikenal memiliki kemampuan yang cukup mematikan di kalangan OPM.

Yotam sendiri merupakan jebolan Batalyon Infanteri 756/Wimane Sili (Yonif 756/WMS).

Netizen pun bertanya bagaimana bisa kelompok tersebut bisa mendapatkan senjata AK-101 buatan Rusia yang sulit dibeli tersebut.

"Bang sorry nanya lagi, itu yang AK-101 gimana? Apakah beli dari black market?" tulis akun @italiankebabs.

Hingga akhirnya salah satu netizen anonim membalas dengan dugaan dari kasus yang pernah terjadi di tahun 2022 yang melibatkan AKP Rustam yang kini sudah dipecat secara tidak hormat.

"Tahun 2022 perwira polisi a.n. AKP Rustam jual dua pucuk senjata ke mereka, AK-101 dan SSG-08. Caranya ngirim senjata itu dia suruh anak buahnya buat bawa kedua senjata ke Distrik Napua dengan alasan buat nembak sapi. Anak buahnya dibunuh dan senjatanya diambil," tulis akun dengan nama @P00332811.

Potongan informasi tersebut kemudian langsung mendapatkan berbagai reaksi dari netizen.

"demi uang yang gak seberapa rela kotbanin anak buah, pimpinan bajing**," tulis akun @papskipaap.

"Ya tuhan...dulu baca, kirain murni kasus bunuh dan perampasan oleh OPM, ternyata pengkhianatan, keparat itu layak di hukum mati," tulis akun @ahmadk_1217.

"Menghianati negara, mengorbankan prajurit (anak buah nya) smp mati, jual senjata ke teroris buat bunuhin warga indo, hukuman cm copot jabatan dan skg bs hidup enak di indonesia. Di negara lain di jamin hukuman mati itu, kok bs di sini masih hidup enak? Hny mereka” yg tau," tulis @dengkul_cacing.

Diketahui kasus tersebut terjadi di tahun 2022 lalu dan sempat menggegerkan banyak pihak.

Dikutip Kilat dari Antara, Bripda Diego Rumaropen tewas diserang OPM atau KKB Papua pada 18 Juni 2022.

Bripda Diego Rumaropen tewas diserang di Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya pada pukul 17.00 WIT.

Selain menyerang anggota Brimob tersebut, OPM juga merampas senjata jenis AK101 dan SSG08 yang dibawa korban serta berbagai pelurunya.

Pelaku diketahui merupakan OPM pimpinan Egianus Kogoya yang kini menyandera pilot Susi Air.

Bripda Diego Rumaropen kala itu berjalan bersama AKP Rustam yang disebut-sebut mendapatkan permintaan dari warga untuk menembak sapi di Napua.

AKP R bersama Bripda Diego Rumaropen kemudian ke TKP.

Setelah menembak sapi, namun sebelum menuju lokasi sapi yang ditembak, AKP R menitipkan senjata api yang dibawa kepada korban Bripda Diego Rumaropen.

Beberapa saat kemudian datang sekelompok warga dan menyerang korban hingga Diego meninggal. Sekelompok orang tersebut lalu merampas dua senjata api tersebut.

Polri kemudian langsung menggelar sidang kode etik profesi Polri terhadap Danki D Brimob Wamena AKP Rustam di Media Center Mapolda Papua, Jayapura.

Polri menyatakan AKP Rustam dipecat dengan tidak hormat akibat kejadian ini. (*)

Sumber: kilat

TUTUP
TUTUP