BeritakanID.com - Baru-baru ini seorang ahli Epidemiologi Dokter Tifa tanggapi susu impor yang diduga terkontaminasi virus flu burung H5N1.
Diketahui, virus tersebut menyebar melalui sapi yang terjangkit penyakit kesehatan.
Hal ini ternyata juga turut dikonfirmasi oleh pihak Wealth Health Organization (WHO) terkait virus flu burung H5N1 melalui sapi.
“Bukankah WHO sudah warning kemungkinan 20% susu impor terkontaminasi Virus Flu Burung H5N1?,” cuit di akun X miliknya @DokterTifa.
Penulis buku Body Revolution dan Nutrisi Surgawi ini menyoroti hal tersebut dari beberapa kasus yang telah diutarakan oleh pihak WHO.
"Kasus di Texas adalah kasus pertama di mana manusia tertular flu burung melalui sapi," kata Wenqing Zhang, Kepala Program Influenza WHO.
Virus flu burung H5N1 terdeteksi dalam susu mentah hewan yang terinfeksi dengan konsentrasi tinggi.
Namun belum diketahui oleh (WHO) berapa lama virus dapat bertahan dalam susu.
Strain H5N1 pertama kali muncul pada 1996, namun sejak 2020 jumlah wabah pada burung telah meningkat secara dramatis.
Pertambahan wabah tidak hanya terjadi pada burung, tetapi juga berdampak pada meningkatnya jumlah mamalia yang terinfeksi.
“Penularan dari burung ke sapi, dari sapi ke sapi, dan dari sapi ke burung juga telah tercatat selama wabah saat ini,” lanjutnya.
“Yang menunjukkan bahwa virus tersebut mungkin telah menemukan jalur transisi lain daripada yang kita pahami sebelumnya," imbuhnya.
Kasus ini ramai jadi sorotan publik melihat potensi penyakit yang akan ditimbulkan melalui susu hasil impor.
“Jika Rrakyat terpapar H5N1, maka disitu akan muncul anggaran. Bisa lebih leluasa untuk maling lagi,” ketik @SuyadiPatmo.
“Alasan jitu untuk bisa dapat cuan dari selisih harga per liter susu/pak impor sama biaya distribusi,” cuit @HuseinShelly.
“Kalo kena flu burung yang kena kan rakyat , bukan saya sebagai pejabat pemerintah,” lanjutnya.
“Gimana mau impor susu, negara saja mau bangkrut ujung-ujungnya ngemis ke rakyat, uenak saja gak ngemis ke Cina” cuitan @DadangSuhe99641. (*)
Sumber: kilat