Anthony Budiawan Kembali Ungkit Dugaan Kebohongan Jokowi soal APBN Jebol

Anthony Budiawan Kembali Ungkit Dugaan Kebohongan Jokowi soal APBN Jebol

BeritakanID.com - Ekonom Anthony Budiawan kembali mengungkit dugaan kebohongan yang dilakukan Presiden Joko Widodo perihal APBN Indonesia akan jebol jika tetap melakukan subsidi bahan bakar minyak (BBM) kepada rakyat.

Pernyataan ini disampaikan dalam acara Silaturahmi Antar Tokoh dan Elemen Perubahan di Aljazera Signature Restoran & Lounge, Jakarta, yang disiarkan secara live di YouTube Podcast Pedjuang, dikutip KBA News, Selasa, 1 Oktober 2024.

Peneliti dari Political Economic and Policy Study (PEPS) ini menyatakan bahwa Jokowi pernah menyampaikan bahwa APBN 2022 akan jebol karena subsidi BBM. Pemerintah akhirnya mengurangi subsidi BBM.

Namun, kata dia, hal itu tidak benar. Pemerintah melakukan kebijakan yang tidak lagi populer dan seharusnya tidak boleh terjadi. Faktanya, APBN masih dalam kondisi baik. Bahkan, saat itu ada kenaikan yang cukup tajam, yakni sebesar 519 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu.

“Jadi, itu adalah pembohongan besar. Itu penipuan yang sangat besar sekali,” tegasnya.

Atas dasar itu, dalam waktu tidak lama, rakyat harus meminta pertanggungjawaban Jokowi. “Momentum yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, yakni 20 Oktober 2024. Tidak perlu menunggu waktu lama, Jokowi harus diberhentikan dari masa jabatannya,” ungkapnya.

Menurut Anthony, seharusnya Jokowi sudah dimakzulkan sejak lama karena diduga melakukan banyak pelanggaran. Bukti untuk memakzulkan sudah cukup banyak, namun karena kekuasaannya, pemakzulan tidak terjadi.

“Akan tetapi, setelah 20 Oktober, ketika Jokowi lengser dan menjadi masyarakat sipil, seluruh lapisan masyarakat Indonesia tidak boleh terlena lagi,” kata Anthony.

Dia mengajak rakyat untuk meminta pertanggungjawaban Jokowi atas tindakan-tindakannya yang sewenang-wenang. “Kita berharap pada 20 Oktober, kita harus mengadili, kita harus meminta pertanggungjawaban yang benar. Biarkan yang benar tetap benar,” tuturnya. 

Sumber: kba

TUTUP
TUTUP